Konten dari Pengguna

Mahasiswa Undip Berdayakan Masyarakat melalui Pelatihan Batik Jumputan

Sarah Sabila
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro
18 Agustus 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarah Sabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa Undip Berdayakan Masyarakat melalui Pelatihan Batik Jumputan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sukoharjo—Sekelompok mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Bulakrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Program kerja ini berfokus pada pelatihan pembuatan batik jumputan dengan menggunakan pewarna alami, bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat dan meningkatkan kesadaran akan pelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Program ini diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya penggunaan pewarna alami dalam pembuatan batik. Sosialisasi tersebut diadakan melalui pertemuan desa yang melibatkan tokoh masyarakat, pengrajin batik lokal, dan warga umum. Dalam pertemuan ini, tim KKN menjelaskan bagaimana pewarna alami dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan dengan pewarna sintetis yang biasa digunakan.
Setelah sosialisasi, masyarakat diberikan pelatihan intensif mengenai cara membuat pewarna alami dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan, seperti daun, bunga, dan buah-buahan. Pelatihan ini mencakup seluruh proses, mulai dari pengolahan bahan hingga teknik pewarnaan. Setelah pewarna alami siap, pelatihan dilanjutkan dengan teknik pembuatan batik jumputan, di mana masyarakat diajarkan cara mengikat kain dengan pola tertentu dan mencelupkannya ke dalam pewarna untuk menghasilkan motif yang unik.
ADVERTISEMENT
"Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan keterampilan baru yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, sekaligus membantu pelestarian budaya lokal," ujar Mila, salah satu mahasiswi yang terlibat dalam program ini.
Program KKN ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga melibatkan pendampingan selama proses produksi batik jumputan hingga produk siap dipasarkan. Tim KKN juga memberikan bimbingan mengenai strategi pemasaran, baik melalui media sosial, platform e-commerce, maupun pameran lokal. Hal ini bertujuan agar produk batik jumputan yang dihasilkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Hasil dari program ini cukup menggembirakan. Masyarakat, khususnya kaum perempuan, menunjukkan peningkatan keterampilan dalam pembuatan batik jumputan menggunakan pewarna alami. Produk batik yang dihasilkan juga mendapatkan respon positif di pasar, berkat motifnya yang unik dan penggunaan pewarna alami yang semakin diminati oleh konsumen.
ADVERTISEMENT
Namun, pelaksanaan program ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan bahan baku alami dan proses produksi yang memakan waktu lebih lama menjadi hambatan utama. Selain itu, minat awal masyarakat terhadap pembuatan batik dengan pewarna alami juga sempat menjadi tantangan, meskipun hal ini berhasil diatasi seiring berjalannya program.
Lurah Kelurahan Bulakrejo menyampaikan apresiasinya terhadap program ini, yang dianggap sangat bermanfaat bagi masyarakat. "Program ini tidak hanya membantu dalam pemberdayaan ekonomi, tetapi juga mendidik masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan," ujar Lurah Kelurahan Bulakrejo.
Ke depan, tim KKN merekomendasikan adanya kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah daerah, pengrajin lokal, dan akademisi untuk pengembangan lebih lanjut. Mereka juga mengusulkan adanya pelatihan lanjutan dan diversifikasi produk untuk meningkatkan kualitas dan memperluas pasar batik jumputan berbasis pewarna alami.
ADVERTISEMENT
Program KKN ini membuktikan bahwa melalui pendekatan yang tepat, mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata yang berdampak positif bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, pelestarian budaya, maupun lingkungan.