Ratusan Mahasiswa di Bandung mengidap HIV/AIDS: Bagaimana Sumber Daya Sosial?

Sarah Arimurti Witjaksana
Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarah Arimurti Witjaksana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Penyebab utama HIV/AIDS datang dari perilaku menyimpang?

ADVERTISEMENT
Belum lama ini, Indonesia sempat dihebohkan dengan adanya berita mengenai ratusan mahasiswa di Bandung, Jawa Barat yang mengidap HIV/AIDS. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Bandung, angka positif kasus HIV/AIDS mayoritas datang dari kelompok usia 20 hingga 29 tahun (BBC, 2022). Hal ini perlu diketahui lebih dalam lagi apa penyebab utama dari banyaknya kasus positif HIV/AIDS di Bandung. Selain itu, sumber daya sosial dari tiap-tiap individu, seperti pengalaman individu, interaksi mereka bersama orang lain juga menjadi poin penting.
ADVERTISEMENT
Dari banyaknya angka positif HIV/AIDS di Bandung, penyebab utama datang dari penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian dan seks bebas heteroseksual tanpa menggunakan pengaman. Penggunaan jarum suntik narkoba tercatat menyumbang sebesar 30 persen dari total presentase penyebab angka positif HIV/AIDS. Sedangkan seks bebas heteroseksual menyumbang 39 persen dari total presentase penyebab HIV/AIDS (Namira, 2022). Dari kedua penyebab utama tersebut, pengalaman individu dan interaksi dengan orang sekitar menjadi perhatian utama.
Seorang individu dengan pengalamannya masing-masing menjadi salah satu faktor bagaimana individu berperilaku di saat ini atau di masa depan. Dalam kasus HIV/AIDS, seseorang dengan pengalamannya, sebagai contoh yakni pergaulan bebas. Pengalaman yang dimiliki oleh individu tersebut kemudian berhubungan dengan interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap orang. Pergaulan bebas sebagai contoh dalam kasus ini menunjukkan interaksi sosial dari tiap-tiap individu. Interaksi yang mereka lakukan tersebut kemudian berpengaruh terhadap perilaku menyimpang seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu penggunaan jarum suntik narkoba yang dipakai secara bergantian dan seks bebas. Perilaku menyimpang tersebut kemudian berdampak pada aspek kesehatan dimana mereka sebagai individu yang memilih untuk melakukan perilaku menyimpang tersebut mendapatkan dampak langsung, yakni mengidap HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Memang tidak semua pengidap HIV/AIDS berasal dari perilaku menyimpang. Terdapat sebagian dari mereka yang mengidap HIV/AIDS di Bandung adalah mereka yang masih di bawah umur. Transmisi virus ini berasal dari seorang ibu yang menularkan ke anak, tetapi gejalanya muncul beberapa tahun kemudian setelah anak tersebut lahir (BBC, 2022). Namun penyebab utama tetap berasal dari perilaku menyimpang dari masing-masing individu.
Dari teori yang diungkapkan oleh James Coleman mengenai Teori Pilihan Rasional, dijelaskan bahwa tiap-tiap individu melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan dan sesuai dengan tingkat pilihan individu tersebut (Ritzer & Goodman, 2007). Namun Coleman pun mengakui bahwa belum semua individu dapat menentukan pilihan rasional. Sama halnya dengan kasus ini, bahwa perilaku menyimpang bukanlah pilihan tindakan rasional dan pasti individu yang memilih untuk melakukan perilaku menyimpang tersebut sudah mengetahui resiko dan dampak dari melakukan perilaku menyimpang tersebut, namun mereka tetap melakukannya. Kembali lagi ke interaksi sosial yang dilakukan oleh tiap-tiap individu, seharusnya mereka bisa menekan angka positif dari kasus HIV/AIDS ini dari diri mereka sendiri. Melakukan interaksi dan menjalin pertemanan dengan orang-orang yang menyebarkan hal baik dan bukan melakukan perilaku menyimpang.
Potret pelaksanaan tes HIV/AIDS. Sumber : "Dinkes Screening HIV/AIDS 200 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Tangerang" Youtube : Kota Tangerang.
Untuk menghindari peningkatan angka positif HIV/AIDS, pemerintah juga perlu melakukan tindakan preventif dan solusi untuk menekan angka penularan virus HIV/AIDS. Pemprov Jawa Barat sudah menyelenggarakan penyaringan dini dan melakukan tes rutin untuk mereka yang dikatakan rentan untuk mengidap HIV/AIDS seperti Wanita Pekerja Seks atau WPS (Alhamidi, 2022). Selain penyaringan dini dan tes rutin, Pemprov Jawa Barat pun telah melakukan konseling pengecekan rutin virus HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Alhamidi, R. (2022, September 01). Solusi Pemprov Jabar untuk Tekan Kasus HIV/AIDS. Retrieved from detikJabar: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6266023/solusi-pemprov-jabar-untuk-tekan-kasus-hivaids
BBC. (2022, Agustus 27). Benarkah ratusan mahasiswa ber-KTP Bandung terinfeksi HIV/AIDS? Retrieved from BBC Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c51eyz3zgydo
Namira, F. (2022, Agustus 28). Kronologi Temuan Ratusan Mahasiswa di Bandung Positif HIV. Retrieved from detikhealth: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6258673/kronologi-temuan-ratusan-mahasiswa-di-bandung-positif-hiv
Ritzer, G., & Goodman, D. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Predana Media Group