Konten dari Pengguna

5 Tahapan dalam Berduka

Sarah Melani
Mahasiswi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Desember 2021 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarah Melani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh : freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh : freepik.com
ADVERTISEMENT
Grief atau duka itu bersifat universal. Setiap orang pasti pernah menghadapi kesedihan setidaknya sekali dalam hidup. Hal ini bisa terjadi karena ada beberapa hal yang memungkinkan, seperti kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, berakhirnya hubungan, atau hal lain yang mengubah hidupnya.
ADVERTISEMENT
Duka juga bersifat sangat pribadi. Tidak mengikuti garis waktu dan tidak terjadwal. Kita bisa menangis, marah, menarik diri, atau merasa hampa. Ini merupakan hal yang sangat normal, bukan berarti ketika kita mengalami kesedihan itu tidak normal atau aneh. Kesedihan bervariasi dari orang ke orang, tetapi ada beberapa kesamaan dalam tahapan dan urutan emosi yang dialami dalam kesedihan.
5 Stages of Grief
1. Denial (Penolakan)
Emosi yang datang secara luar biasa seringkali menyebabkan kesedihan. Bukan hal yang aneh untuk menanggapi perasaan yang intens dengan berpura-pura tidak merasakan perubahan. Menolaknya memberikan kita waktu untuk menerima kenyataan secara bertahap dan mulai memproses.
Contoh tahap penolakan yaitu seperti : "Ini tidak mungkin terjadi!"
ADVERTISEMENT
Pada fase ini, kebanyakan orang tidak bisa didekati, biarkan mereka tenang terlebih dahulu. Temani dan amati agar tidak melakukan hal yang nekat.
2. Anger (Kemarahan)
Kemarahan merupakan efek penyembunyian dari fase penolakan yang dianggap sebagai mekanisme koping. Kemarahan menyembunyikan banyak emosi dan rasa sakit yang dirasakan.
Biasanya, orang yang berada pada fase ini akan bereaksi lebih agresif, marah, dan melampiaskan emosi. Ini merupakan hal yang wajar, tetap amati, temani, dan jangan diganggu. Biarkan dia meluapkan emosinya.
3. Bargaining (Tawar-menawar)
Tawar-menawar adalah garis pertahanan melawan emosi kesedihan. Ini membantu menunda kesedihan, kebingungan, atau sakit hati. Tawar menawar biasanya terjadi ketika seseorang selesai melampiaskan emosinya.
Biasanya dia akan berkata, "Andai saja, ku bisa datang lebih awal."
ADVERTISEMENT
"Andai saja, Aku menuruti omongan dia, pasti ini tidak akan terjadi."
Disinilah kita harus memberikan perhatian penuh kepadanya, posisikan kita sebagai pendengar yang aktif. Jangan langsung memberikannya nasihat.
4. Depression (Depresi)
Sementara kemarahan dan tawar-menawar merupakan tahap yang "aktif", dan depresi mungkin terasa seperti tahap kesedihan yang "tenang". Pada tahap awal kehilangan, lari dari emosi, mencoba untuk tetap selangkah lebih maju. Lebih memilih untuk memutuskan diri dari lingkungan untuk berusaha menerima kehilangan. Namun, itu tidak berarti bahwa depresi itu merupakan tahap yang baik. Seperti tahap kesedihan lainnya, depresi bisa menjadi rumit dan berantakan. Terasa sangat sulit, berat, dan bingung.
Ketika hal ini terjadi, jangan paksa dia untuk berbicara. Beri dia waktu untuk sendiri, setidaknya 1 minggu. Jangan sampai lebih dari 2 minggu. Karena depresi atau sedih selama 2 minggu lebih berturut-turut sudah termasuk masalah risiko kesehatan jiwa, jadi peran kita adalah mendukung atau menjadi support system untuk meyakinkan bahwa kita ada.
ADVERTISEMENT
5. Acceptance (Penerimaan)
Penerimaan belum tentu merupakan tahap kesedihan yang membahagiakan atau membangkitkan semangat. Bukan berarti telah melewati kesedihan atau kehilangan. Namun, itu berarti bahwa telah menerima dan telah memahami apa arti hidup sekarang. Mungkin merasa sangat berbeda dalam tahap ini yang sepenuhnya diharapkan. Telah mengalami perubahan besar dalam hidup, dan mengubah cara merasakan tentang banyak hal.
Setiap individu itu unik. Masing-masing dari kita tidak sama dalam mengalami 5 tahap berduka. Ada yang mulai mengatasi kehilangan pada tahap tawar-menawar dan menemukan diri. Ada juga yang memulai dengan kemarahan lalu penolakan. Kita harus lebih memahami keadaan dan alam perasaan (mood) mereka, agar tidak salah dalam memberikan perhatian.
Referensi
Holland, Kimberly. 2018. What You Should Know About the Stages of Grief. Healthline
ADVERTISEMENT