Memproduksi Bahan Pangan Sendiri di Pekarangan Rumah Selama Masa Pandemi

Sarah Novianti
Mahasiswa Hubungan Internasional UGM
Konten dari Pengguna
9 Juli 2021 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarah Novianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan menanam bibit labu madu di kebun. Foto: dokumentasi pribadi Sarah Novianti
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan menanam bibit labu madu di kebun. Foto: dokumentasi pribadi Sarah Novianti
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan hampir semua orang termasuk saya sendiri. Saya mulai memperhatikan kebersihan diri dan rumah, menjaga jarak ketika berinteraksi langsung dengan orang lain, mengubah pola hidup sehat dan mulai menanam sayur dan buah di pekarangan rumah untuk konsumsi selama pandemi. Pandemi saya jadikan momentum untuk menyadarkan diri bahwa manusia sudah seharusnya bersahabat dengan alam.
ADVERTISEMENT
Selama ini saya sadar bahwa pola produksi dan konsumsi manusia sudah tidak terkontrol dan tidak ramah lingkungan, akibatnya berdampak pada kerusakan ekosistem dan munculnya beragam penyakit. Saya semakin menyadari bahwa ada makhluk-makhluk kecil seperti virus yang dapat menginfeksi manusia dan mengancam jiwa, yang kemunculannya akibat ulah manusia karena telah merusak keseimbangan alam.
Sehingga kemunculan virus Covid-19 ini telah mendorong saya untuk memahami kerja alam, mengetahui apa itu virus dan bagaimana manusia melawannya dengan membuat vaksin dan menjaga kelestarian lingkungan. Dengan kembali ke hidup yang lebih ramah lingkungan dan sustainable serta mengubah gaya hidup dan pola makan yang sehat maka daya tahan tubuh saya pun meningkat.
Saya mulai memproduksi pangan sendiri di kebun belakang rumah dengan menanam sayur, buah-buahan, singkong dan umbi-umbian. Saya percaya bahwa mengonsumsi pangan dari kebun sendiri akan meningkatkan imunitas tubuh. Hal ini dikarenakan menanam dan menghasilkan pangan sendiri lebih sehat karena proses menanamnya yang organik.
Kegiatan berkebun di pekarangan rumah, foto: dokumentasi pribadi Sarah Novianti
Menurut saya menghasilkan pangan sendiri bisa menjadi pilihan terbaik untuk bersahabat dengan alam. Kegiatan tersebut bisa kita lakukan sesederhana menanam sayur di halaman belakang rumah, di pot, atau menggunakan media hidroponik. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri, menanam dapat berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan, biodiversitas, bahkan berdampak pada perbaikan ekosistem di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Patut disyukuri bahwa Indonesia memiliki biodiversitas yang sangat besar, dan biodiversitas ini harus dijaga untuk keseimbangan alam dan kelangsungan hidup manusia serta hewan dan tumbuhan di dalamnya.
Saya sadar bahwa sekarang kita sedang dihadapkan pada ancaman krisis lingkungan dan krisis iklim. Tanda-tandanya sendiri bisa dikenali dari fenomena di sekitar kita, seperti anomali cuaca, semakin seringnya bencana alam terjadi seperti longsor, banjir, kebakaran hutan dan lainnya. Hal ini telah membawa dampak pada krisis lingkungan hidup, krisis pangan, munculnya wabah penyakit hingga konflik di masyarakat.
Dampak dari krisis tersebut sangat berbahaya terhadap keamanan manusia, sehingga kita harus mulai menaruh perhatian dan mengambil langkah dan tindakan preventif sebelum ancaman itu semakin nyata. Rupanya selama ini pola produksi dan konsumsi kita bermasalah dan berlebihan sehingga berdampak pada beban lingkungan dan kerusakan alam. Hal tersebut seharusnya bisa menyadarkan kita betapa pentingnya perlindungan terhadap lingkungan hidup dan menjaga keseimbangan alam.
ADVERTISEMENT
Saya percaya bahwa dengan semakin tingginya kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan hidup, perlahan-lahan kita akan mulai merubah pola konsumsi dan produksi kita mulai dari hal-hal terkecil sesederhana menanam sayur mayur di pekarangan rumah serta mengonsumsi pangan lokal akan berkontribusi pada ketahanan pangan bahkan kedaulatan pangan serta berkontribusi untuk memulihkan keseimbangan alam dan memperbaiki ekosistem di sekitar kita.
Bibit labu madu yang telah ditanam di tanah. Foto: dokumentasi pribadi Sarah Novianti
Banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, masing-masing punya caranya sendiri-sendiri. Yang harus kita percayai adalah bahwa tindakan sekecil apapun jika dilakukan berulang-ulang, terus menerus dan bersama-sama maka dampak perubahannya akan nyata.
Saya sangat berharap pada pemerintah pusat dan daerah agar memperhatikan kebijakan dan aturan yang lebih mementingkan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau, dibanding mementingkan keuntungan bisnis untuk mencari keuntungan ekonomi semata.
ADVERTISEMENT
Harapannya semua pihak dapat secara serius melakukan aksi nyata untuk perlindungan lingkungan hidup demi kelangsungan dan kelanjutan generasi penerus seperti yang mulai saya lakukan di rumah yakni menanam.
Mari kita jaga lingkungan sekitar kita dengan kembali ke alam, bersahabat dengan alam, memahami siklus dan teori alam, bahkan bisa kita lakukan dengan cara-cara sederhana di rumah seperti menanam sayur, buah dan pohon baik secara konvensional maupun hidroponik. Jika pandemi ini dijadikan momentum untuk memperbaiki hubungan kita dengan alam, bukan tidak mungkin pandemi akan segera berakhir.