Konten dari Pengguna

Janger Merah: Realisme dalam Teater melalui Pementasan

Sarah Nur Almaas
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Januari 2022 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarah Nur Almaas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan Pementasan Janger Merah oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto: Dok. Teater Syahid.
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Pementasan Janger Merah oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto: Dok. Teater Syahid.
ADVERTISEMENT
Kalian pernah nonton pementasan atau drama? Pasti pernah dong, tapi, pernah ga sih kalian merasa drama itu relate dengan kehidupan? Nah, itu disebut dengan aliran realisme. Lalu, apasih genre realisme itu?
ADVERTISEMENT
Realisme diartikan sebagai aliran kesenian sebuah karya yang melukiskan fakta atau kenyataan dalam hidup. Realisme ini berusaha mengungkapkan suatu persoalan atau masalah yang benar-benar terjadi di masyarakat sosial.
Pentas atau pementasan adalah suatu wadah dan ruang untuk mengaplikasikan kondisi realis tersebut secara detail dan konret.
Dalam melakukan pementasan realis, seorang seniman juga harus melakukan langkah observasi, lho, observasi dilakukan kepada masyarakat secara objektif. Hal tersebut dilakukan untuk bisa mendapatkan perasaan dan penggambaran suasana yang sama dengan aslinya, agar tidak adanya kesalahpahaman atau kesalahan dalam mengimplementasikannya dalam pementasan teater.
Untuk menciptakan suatu pementasan realis, kita harus memperhatikan beberapa hal antara lain: sesuatu tidak boleh dibuat lebih indah atau diperburuk dari kenyataan yang sebenarnya, seorang seniman bertanggung jawab menyampaikan suatu kebenaran tanpa menutupi kebenaran aslinya, karena bila dalam penyampaiannya terdapat unsur buatan, maka pementasan tersebut tidak dapat disebut sebagai teater realis.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sudah banyak pementasan yang menggunakan bentuk realisme dalam pertunjukkannya. Salah satu dramawan tanah air yang menunjukkan unsur realis dalam naskahnya adalah Ibed Sugana Yuda yang berjudul Janger Merah. Kali ini kita akan menilik pementasan yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan naskah Janger Merah yang ditampilkan dalam bentuk drama realis, yuk, kita simak bersama!
Kegiatan Pementasan Janger Merah oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto: Dok. Teater Syahid.
Pementasan Janger Merah karya Ibed S. Yuga, dan disutradarai oleh Rusydi Jamil Fikri ini mengambil latar belakang peristiwa bersejarah di Bali, tepatnya di Banjar Masean, Jembrana. Peristiwa pada tahun 2015 dimana dilakukannya pembongkaran kuburan massal para korban pembantaian G30S/PKI lima puluh tahun silam.
Rusydi, sebagai sutradara berusaha menampilkan unsur realis yang terjadi dalam pentas. Pentas Janger Merah ini banyak mengambil unsur budaya khas Bali, contohnya ngaben yaitu upacara kematian agama Hindu di Bali dengan membakar jenazah atau kremasi, sehingga menjadi abu. lali, ada tajen yakni tradisi sabung ayam oleh masyarakat Hindu di Bali sebagai ritual adat dan keagamaan. Ada tabuh rah merupakan ritual pengusiran serta pensucian para roh jahat dan tari janger yang merupakan tarian khas adat Bali sebagai hiburan bagi para petani dan juga memdia hiburan bagi remaja di Bali. Jadi, bagaimana unsur realis itu dipersembahkan dalam pentas ini?
Kegiatan Pementasan Janger Merah oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto: Dok. Teater Syahid.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa realis adalah menceritakan sebagaimana kenyataannya, dalam pentas Janger Merah seluruh aktor dan aktris berusaha untuk bisa mendalami peran mereka selayaknya warga asli Bali, lho, mereka sampai belajar dialek Bali dan juga mempelajari kebudayaan Hindu Bali, dari ritual tabuh rah, tajen, dan tari janger.
ADVERTISEMENT
Semua adat dan kebudayaan yang muncul digambarkan semirip mungkin pada pementasan ini. Adat atau kebudayaan yang paling menonjol dalam pementasan Teater Syahid ini ialah tarian janger. Pemeran tokoh Srintil melakukan observasi terlebih dahulu akan gerakan tarian janger Bali tersebut. Agar saat menarikannya penonton dapat terkesan saat menontonnya. Kemudian ada ritual tabuh rah sebagai adegan puncak dalam pementasan naskah Janger Merah. Semua aktor memakai pakaian putih dan terdapat adegan menyembelih ayam.
Kegiatan Pementasan Janger Merah oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto: Dok. Teater Syahid.
Nah, sudah terbayang belum bagaimana unsur realis yang ditampilkan dalam pentas Janger Merah? Menoton pentas ini kamu dapat merasakan pesan yang akan disampaikan tentang peristiwa kelam yang ada di Bali. Tidak hanya itu, kalian juga akan mendapatkan hiburan dan pengetahuan tentang budaya Bali.
ADVERTISEMENT