Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
“Melayang” di People’s Park Urumqi yang Menyenangkan
14 Mei 2017 12:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pagi itu, seperti biasa, kuterbangun di pagi yang cerah dan menyenangkan. Matahari sudah terik namun udara tetap bersahabat.
ADVERTISEMENT
Sabtu (13/5) merupakan hari kelima kumparan (kumparan.com) berada di Urumqi, daerah otonom Xinjiang, China. Tak ada agenda yang bisa dibilang melelahkan, hanya mengunjungi sebuah taman kemudian dilanjutkan menikmati museum.
Pukul 08.30 waktu setempat, mobil-mobil para awak media dari 23 negara sudah berjejer di depan Hotel Ho Tai Tok. Mereka bersiap mengantar rombongan menuju destinasi yang dituju.
Namun, di antara kami masih ada yang sarapan bahkan tidur di kamarnya masing-masing. Baru pukul 09.30 kami tancap gas menuju tempat menyenangkan itu. Seperti biasa, perjalanan di Xinjiang selalu tanpa macet dan polisi. Tak memakan waktu lama, kami tiba di tempat itu pada 09.45.
Dari balik jendela mobil, aku sudah merasa hawa yang begitu asyik. Rindangnya pepohonan bak hutan, pagoda yang megah, dan banyaknya keluarga yang berlalu lalang menjadi pemandangan yang begitu harmonis.
ADVERTISEMENT
Yap, tempat menyenangkan itu adalah People's Park Urumqi. Bukan taman kota biasa atau seperti Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta, melainkan --paling tidak menurutku, ini lebih menyenangkan.
Taman ini terletak di sebuah bukit di tengah kota Urumqi. Luasnya tak seperti ukuran taman kota biasa.
Saat aku menapakkan kaki di taman itu, aku langsung menarik napas dalam-dalam menikmati udara yang amat segar. Tak ada polusi dan orang merokok di taman itu.
Satu per satu bagian taman kujelajahi. Yang pertama kukunjungi adalah sebuah pagoda yang sedari awal sudah menarik perhatian.
Pagoda tersebut didominasi warna merah bata khas negeri China. Menjulang 4 lantai ke atas.
Pertama masuk ke gerbang, kamu akan disuguhi taman dengan bunga-bunga warna-warni yang menyejukkan mata. Seorang penjaga tengah menyirami bunga-bunga itu.
ADVERTISEMENT
Masuk ke dalam pagoda, yang pertama kali kulihat di lantai pertama adalah potret Urumqi saat ini --kota megah namun tetap asri.
Setelah mengambil gambar sejenak, aku kemudian naik ke lantai berikutnya. Di lantai 2, terdapat foto-foto Urumqi seperti di lantai pertama namun ada juga maket kota Urumqi di masa sebelum era pembangunan besar-besaran.
Lain lagi di lantai 3, di sana ada maket kota Urumqi dengan segala kerlap-kerlipnya di malam hari. Sungguh mengagumkan.
Di lantai teratas, aku begitu terpesona dengan pemandangan Urumqi dari ketinggian. Mobil-mobil berlalu lalang dengan tertib, langit biru terang dan sekali lagi kuhirup udara bersih yang jarang kujumpai di ibu kota Jakarta.
Puas menikmati pagoda, aku melanjutkan perjalanan ke sudut lain. Mataku tertuju pada sebuah monumen yang letaknya di ujung bukit.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai monumen itu, aku harus menapaki rangkaian anak tangga. Sampai di sana, lagi-lagi aku terkesima. Udaranya masih sama, dan aku dapat melihat Urumqi dari ketinggian sudut lain. Sekali lagi, sungguh mengagumkan.
Spot terakhir yang kukunjungi adalah sebuah patung pahlawan China yang letaknya tak jauh dari monumen. Hanya turun tangga sedikit kemudian belok ke kiri.
Patung tersebut menggambarkan seseorang laki-laki Xinjiang yang gagah. Mengabadikan patung tersebut lewat kamera --bersama diriku sendiri-- adalah sesuatu yang tak boleh ketinggalan.
Setelah satu jam berkeliling, aku begitu puas. Bibir dan hati tak bisa berhenti bersyukur melihat kemegahan Urumqi, Xinjiang yang begitu luar biasa.
Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?
Laporan wartawan kumparan.com Wisnu Prasetiyo dari Urumqi, Xinjiang, China
ADVERTISEMENT