Konten dari Pengguna

Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Kerinci

25 November 2019 1:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sari Dian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepulan asap dari erupsi Gunung Kerinci. Foto: Dok. Pos Pengamatan Gunung Kerinci
zoom-in-whitePerbesar
Kepulan asap dari erupsi Gunung Kerinci. Foto: Dok. Pos Pengamatan Gunung Kerinci
ADVERTISEMENT
Setiap kali orang bertanya saya berasal dari mana dan kalau saya jawab Kerinci, pasti reaksi berikutnya adalah, "Kerinci? di mana itu ?". Sembilan dari 10 orang yang bertanya akan bereaksi sama padahal gunung dan kopi Kerinci sudah mendunia.
ADVERTISEMENT
Saya tidak lahir dan dibesarkan di Kerinci tapi orang tua saya Kerinci tulen. Itulah sebabnya setiap kali ditanya negeri asal, saya akan menyebut nama salah satu kabupaten di Provinsi Jambi ini.
Orang bilang, tak kenal maka tak sayang, untuk itu saya akan memperkenalkan Kabupaten Kerinci. Mungkin tidak akan langsung sayang tapi setidaknya dapat menambah koleksi “kenalan” daerah-daerah di Indonesia.
Kerinci ditetapkan sebagai Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh.Pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke Siulak karena ada pemekaran wilayah.
Kerinci adalah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan dua provinsi lain yaitu Sumatera Barat dan Bengkulu. Keunikan letak kabupaten ini menyebabkan adat istiadat dan bahasa yang digunakan di wilayah ini lebih mirip dengan Sumatera Barat dan Bengkulu dibandingkan dengan Jambi. Demikian juga dengan kuliner dan bahasanya yang lebih mirip dengan Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Gunung Kerinci merupakan salah satu ikon daerah ini. Gunung ini merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 3805 m di atas permukaan laut (mdpl) terletak di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi. Secara administratif, gunung yang termasuk dalam jenis Strato Vulcano ini berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Walaupun Gunung Kerinci bukan merupakan gunung kembar seperti Merbabu Merapi di Jawa Tengah atau Merapi-Singgalang di Sumatera Barat, namun gunung ini tetap menjadi gunung yang digandrungi para pendaki.
Bagi para pendaki gunung yang ingin menguji nyali mendaki Gunung Kerinci dapat menempuh jalur pendakian utama dan satu-satunya, dimulai dari Desa Kresik Tuo. Beberapa sumber menyarankan bahwa waktu terbaik untuk mendaki adalah antara bulan Juli dan Agustus.
ADVERTISEMENT
Kayu Manis, Kopt dan Teh, primadona komoditas perkebunan dari Kabupaten Kerinci ( sumber: koleksi pribadi)
Sesuai dengan letaknya di dataran tinggi maka daerah ini juga adalah penghasil Teh dan Kopi. Perkebunan Teh di Kerinci berada di Kecamatan Kayu Aro, tepat di kaki Gunung Kerinci. Perkebunan Teh di Kayu Aro awalnya diusahakan oleh PTP 8 yang kemudian pada diakusisi oleh PTPN 3 menjadi PTPN 6. Hasil perkebunan teh dari Kayu Aro banyak untuk pasar ekspor terutama produk aroma peko.
Hasil perkebunan yang lain dari daerah ini adalah kopi. Kopi yang dihasilkan adalah jenis kopi arabika dan katanya merupakan varian kopi arabika terbaik. Kopi produksi Kerinci dikenal oleh para pencinta kopi internasional sebagai Kopi Alam Korintji (KAK). Pada tahun 2017 lalu, KAK meraih predikat pemenang kopi specialty terbaik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
KAK masih belum diproduksi dalam skala besar, masih banyak diproduksi oleh petani plasma sehingga setiap bulannya hanya dapat memproduksi 3-5 ton biji kopi. Namun, blessing in disguise, karena jumlah kopinya terbatas maka digolongkan kepada kelompok kopi yang limited edition dan diharapkan dapat mendorong peningkatan harga di tingkat petani.
Selain kopi dan teh, Kerinci juga dikenal sebagi penghasil Kayu Manis (Cassiavera). Ladang Kayu Manis banyak terdapat di daerah Batang Merangin dan Lempur. Pada masanya sekitar tahun 1960-sampai awal 2000-an, jenis rempah ini mejadi primadona komoditi perdagangan di Kabupaten Kerinci. Namun seperti halnya kopi, Kayu Manis juga belum diusahakan secara besar hanya dalam perkebunan rakyat. Pada tahun 2009, kebun kayu manis di kerinci mencapai 41.825 Ha.
Gunung Kerinci Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kayu manis dari Kerinci terkenal bagus karena memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi, Produksi kayu manis dari Kerinci pada tahun 2002 mencapai 20.000 ton pertahun atau mencapai 44% produksi nasional. Jenis kayu manis ini banyak diminati di pasar-pasar Eropa, Amerika Serikat dan Jepang untuk industri farmasi, makanan dan kosmetik. Produksi kayu manis dari Kerinci diekspor melalui pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat.
Saat ini perkebunan kayu manis di Kerinci sudah jauh berkurang karena harga ditingkat petani yang sangat rendah tidak dapat memenuhi ongkos produksi dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, mengingat kayu manis baru dapat di panen di usia 10-15 tahun. Biasanya sebelum panen besar petani akan memanfaatkan bagian kayu lainnya (ranting) walaupun harganya murah.
ADVERTISEMENT
Kekayaan sumber daya alam kabupaten ini sangat besar, jika dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kemakmuran masyarakatnya, tentunya pertanyaan diawal tulisan tadi tidak akan terjadi. Kopi Kerinci yang terkenal dapat dinikmati oleh masyarakat Kerinci dan dapat membuka peluang usaha baru. Ekspor kayu manis dapat dilakukan dari pelabuhan di Jambi bukan dari Sumatera Barat sehingga dapat memberikan trickle down effect ke perekonomian rakyat.
Demikian perkenalan awal dari saya tentang kabupaten Kerinci, semoga ini bisa jadi pemantik minat untuk lebih mengenal Kerinci.