Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghidupkan Literasi, Menghidupkan Kreativitas Masa Kini
12 Juli 2022 21:23 WIB
Tulisan dari Sari Mutia Kasih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bojongsari, Depok - Bertepatan dengan Hari Sastra Indonesia pada Minggu tanggal 3 Juli 2022, dibuka sebuah ruang diskusi Bincang Kreatif #1 Menerbitkan Buku Secara Indie bersama Mustafa Ismail, seorang Penyair dan Praktisi Penerbitan Indie. Acara itu berlangsung sekitar pukul 15.00 - 18.00 WIB di sebuah kedai kopi milik Mahwi Air Tawar, yang juga seorang penyair dan penulis cerpen sekaligus menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Dalam diskusi tersebut, Mustafa Ismail atau biasa disapa Kak Mus, berbagi cerita mengenai kiat-kiat menerbitkan buku secara mandiri mulai dari menentukan isi buku, desain buku, hak cipta, sampai proses penerbitan buku secara sendiri.
ADVERTISEMENT
Hal pertama yang bisa dilakukan, tentu saja menulis. Bahan menulis bisa berasal dari mana saja atau yang paling dekat dengan kita yaitu alam atau lingkungan sekitar. Ada banyak hal yang bisa dibahas dengan mengamati lingkungan sosial kita. Dari situ akan menghasilkan ide dan bahan cerita yang bagus.
Setelah cerita yang ditulis selesai, selanjutnya adalah membuat desain buku. Tidak harus pandai menggambar, desain buku bisa dicari di situs-situs yang menyediakan gambar secara gratis maupun berbayar seperti canva, unsplash, stocksnap, dan lainnya. Menentukan desain harus menyesuaikan dengan isi cerita yang sudah dibuat.
Kemudian, hal yang berkaitan dengan hak cipta perlu kita perhatikan. Segala hal yang menjadi referensi dalam menyusun cerita seperti ide dan penokohan cerita, desain yang digunakan, dan sebagainya tidak boleh disalin seutuhnya. Selain mempersempit daya kreatif, hal tersebut juga dilarang karena merugikan pihak yang berkaitan. Maka dari itu, referensi yang didapat harus diolah sedemikian rupa sehingga menciptakan bentuk baru dan berbeda.
ADVERTISEMENT
Sampai pada proses penerbitan karya, penulis secara mandiri mempunyai peluang besar untuk mempublikasikan karyanya di berbagai jejaring sosial seperti blog, wattpad, bahkan instagram dan facebook. Namun, jika ingin menerbitkan tulisan dalam bentuk buku dapat melalui penerbit secara langsung. Tidak harus penerbit besar karena sekarang sudah banyak penerbitan indie yang dengan senang hati menerima ide-ide kreatif sebagai kontributor. Tentu saja, jika melalui penerbit, karya akan melalui proses editing sehingga tidak bisa langsung dipublikasikan.
Demikian Bincang Kreatif #1 Menerbitkan Buku Secara Indie membahas banyak hal dari berbagai disiplin seni yang juga dihadiri oleh Cak Tarno, dan beberapa kawan-kawan Mahasiswa UIN Jakarta serta beberapa Mahasiswa dari Universitas Pamulang.
Tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk memberi edukasi kepada anak-anak muda terkait dengan literasi. Bagaimana menghidupkan kembali atmosfer intelektual untuk mentradisikan kegiatan membaca. Juga menghadirkan narasumber-narasumber inspiratif untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman mereka yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para generasi muda.
ADVERTISEMENT
"Jadi konsepnya itu, ini kan kita punya kegelisahan yang sama bahwa anak-anak muda ini perlu tempat untuk berkembang terutama di daerah sekitar sini karena kita punya tujuan bagaimana membuat anak muda itu hidup, kreativitasnya hidup," jelas Kak Mustafa Ismail.
Rencananya, bincang kreatif tersebut akan dibuat beberapa seri dalam setiap minggunya dan kelas-kelas kreatif dari berbagai disiplin seni seperti kelas menulis, desain, film, dan masih banyak lagi kedepannya.