Konten dari Pengguna

Wanita Modern dan Kemundurannya

Sarjan Sakti
Saya merupakan seorang advokat dan konsultan hukum pada kantor hukum Jazins and Partners Law Firm.
23 April 2024 11:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarjan Sakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita modern dan kemundurannya (sumber: https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita modern dan kemundurannya (sumber: https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Dahulu pria tidak segan berkata kepada wanita bahwa mereka lebih unggul bagaikan dewa dan manusia biasa, tapi kini banyak bermunculan sebagian pria menyuarakan hak wanita seolah mereka adalah pejuang baru yang sedang merebutkan mahkota, namun dibalik sifat kesatria itu terpendam rayuan dan tindakan melecehkan wanita.
ADVERTISEMENT
Banyak di antara wanita kini kadar kecantikannya luntur tidak lagi seperti emas atau perak sebagai perhiasan yang harganya selangit, kecantikan akhlak dan budi pekerti perlahan memudar.
Era-kontemporer saat ini kebanyakan wanita membumbui kecantikan luarnya dengan gaya berpakaian mini malis memperlihatkan lekukan tubuh mengundang perhatian.
Modus cinta berbuah kemaksiatan banyak diperankan oleh para pria kian tidak disadari lagi, saat pertama berjumpa dengan wanita kebanyakan pria mereka tidak canggung berjabat tangan sambil mencium tangan wanita sebagai tandan keakraban yang elegan, sambil menatap dengan tajam membisikkan syair cinta yang memuja kecantikannya.
Di lain tempat dalam waktu yang bersamaan tidak heran pria saling membisikkan kepada kawannya, "Segalanya harus ada permulaan untuk mendapatkan tujuan akhir," Artinya harus memulai dengan mencium tangannya untuk dapat mencium dan menguasai tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Sungguh kesesatan wanita tampak nyata, karena belum memahami jati diri sendiri, malah coba diwujudkan oleh sebagian wanita yang belum tersinari cahaya dirinya yang suci dan berharga.
Baju putih sedikit sentuhan lipstik berataskan jilbab, lengannya mengajak, tapi tangannya menarik,kakinya berlari menghindar, tapi perut dan pinggulnya memanggil, matanya berkata "ya" hidungnya berkata "jangan" dan kedua bibirnya berkata "tunggu saat yang tepat." Sungguh kesesatan tampak nyata diperankan wanita.
Sarjan, S.Kom., S.H., Advokat dan Konsultan Hukum