Konten dari Pengguna

Komunikasi Pariwisata Lokal Era Digital: Meningkatkan Minat Wisatawan Domestik

Sarmiati mia
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
11 September 2024 5:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarmiati mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com (Komunikasi Pariwisata Lokal di Era Digital)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com (Komunikasi Pariwisata Lokal di Era Digital)

Komunikasi Pariwisata Lokal di Era Digital

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komunikasi pariwisata merupakan proses penyampaian pesan, informasi, dan juga promosi yang dikaitkan dengan destinasi wisata, yang ditujukan kepada berbagai audiens seperti wisatawan, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat umum. Menurut Dallen J. Timothy (2020) dalam buku Cultural Heritage and Tourism: An Interntional Perspective menjelaskan bahwa dalam melakukan promosi pariwisata, dibutuhkan komunikasi yang menggabungkan unsur-unsur budaya dan kearifan lokal yang ada. Hal ini dikarenakan komunikasi pariwisata tidak hanya ditujukan untuk menarik wisatawan saja, akan tetapi juga berperan sebagai penjaga integrasi budaya lokal tersebut.
ADVERTISEMENT
Era digital telah mengubah cara masyarakat dalam berinteraksi, terutama dalam hal pariwisata. Perkembangan teknologi yang semakin canggih menyebabkan penyebaran dan promosi destinasi wisata lokal tidak lagi mengalami keterbatasan. Media sosial merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif digunakan dalam promosi pariwisata saat ini. Karena media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube, dan TikTok merupakan platfrom yang sangat populer saat ini, sehingga memungkinkan untuk melakukan promosi secara visual dan menarik. Terlebih lagi, konten yang disajikan berupa foto maupun video melalui media sosial ini, sangat membantu dalam pemberian testimoni wisatawan, dan dapat menjangkau dan mudah diakses oleh banyak penggunaa. Dr. Dian Triyansyah yang merupakan seorang pakar pariwisata Universitas Indonesia menjelaskan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan awareness yang cepat dan luas.
Sumber: Pexels.com (Meningkatkan Minat Wisatawan menggunakan Media Digital)
Selain meningkatkan kesadaran, konten digital juga berperan dalam mengubah perilaku wisatawan. Seperti yang diketahui bahwa kita sering kali mencari inspirasi perjalanan melalui konten yang dibagikan di media sosial. Dalam hal ini, user generated content (UGC) berupa ulasan wisatawan, foto, maupun video yang diunggah oleh influencer menjadi sangat penting, dan berpengaruh terhadap keputusan dan juga keinginan pengguna lain.
ADVERTISEMENT
Menurut data yang ada di Google Trends, pencarian terkait destinasi wisata sering kali melonjak setelah adanya unggahan konten viral di media digital. Pada kenyataannya, konten yang auntentik dari para influencer sering kali lebih dipercaya oleh pelancong dibanding dengan iklan resmi. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Ahli pemasar digital, Rahma putri dari Pusat Kajian Digital Nusantara bahwa wisatawan lebih cenderung percaya terhadap pengalaman nyata yang dibagikan orang lain, sehingga mempengaruhi keputusan mereka untuk mengunjungi destinasi tertentu.
Adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, pengelola destinasi wisata lokal dan juga influencer dalam pembuatan digital, akan membantu dalam memperkenalkan destinasi wisata lokal kepada audiens yang lebih luas. Kolaborasi dengan influencer harus dilakukan secara strategis, seperti memilih influencer secara tepat, memiliki keselarasan dengan nilai wisata, serta memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan minat wisatawan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dipromosikan secara digital, destinasi wisata juga harus disesuaikan dengan melakukan pengelolaan dengan pendekatan yang berbasis teknologi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan situs web dan aplikasi dalam pemesanan tiket, manajemen pengunjung, dan juga layanan informasi secara real time seperti jam buka dan jam tutup, harga tiket, dan informasi lainnya.
Namun pada kenyataannya, tidak semua masyarakat atau destinasi wisata memiliki akses yang memadai terhadap teknologi digital atau disebut juga dengan istilah digital divide. Selain itu, destinasi wisata juga memiliki tantangan dalam menciptakan konten menarik di media sosial. Sehingga destinasi wisata harus mampu menciptakan konten yang memiliki keunikan dibanding destinasi wisata yang lain. Oleh karena itu, era digital telah memberikan peluang besar bagi promosi pariwisata lokal di Indonesia.
ADVERTISEMENT