Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Nasionalisme Lingkungan dan Kesejahteraan Bangsa
11 Mei 2024 9:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sartana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap bangsa memiliki nasionalisme lingkungan. Nasionalisme lingkungan merupakan salah satu bentuk khusus dari beragam jenis nasionalisme yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah bangsa.
ADVERTISEMENT
Nasionalisme lingkungan melibatkan imajinasi, keyakinan, atau perasaan tentang bangsa yang berhubungan dengan lingkungan alam. Contohnya adalah imajinasi tentang hutan, sungai, gunung, sawah, kebun, kota, desa, dan sebagainya. Ia juga mencakup imaji tentang kualitas lingkungan negara tersebut, seperti keasrian, kebersihan, keragaman, kekayaan alam, dan sebagainya.
Nasionalisme lingkungan juga memuat nilai dan norma lingkungan yang berlaku pada bangsa bersangkutan, seperti cita-cita tentang bagaimana bangsa itu harus bersikap dan berperilaku terhadap lingkungan. Oleh karena itu, nasionalisme lingkungan ini memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku lingkungan kolektif bangsa tersebut.
Misalnya, ketika sebuah bangsa memiliki keyakinan bahwa sebagai warga negara mereka harus menjaga kebersihan dan membuang sampah di tempatnya, maka mereka juga akan berperilaku sesuai dengan prinsip tersebut. Ketika ada warga bangsa lain yang melanggar, mereka juga akan menegur atau mengingatkan untuk mengikuti aturan tersebut.
ADVERTISEMENT
Nasionalisme lingkungan ini umumnya dibedakan dengan nasionalisme sumber daya alam. Nasionalisme sumber daya alam lebih merujuk pada konsepsi-konsepsi tentang bagaimana sumber daya alam suatu bangsa dikelola dan didistribusikan.
Kadang makna nasionalisme sumber daya alam ini dipersempit lagi menjadi nasionalisme yang mencakup tuntutan dan perjuangan sebuah bangsa untuk mendapatkan hak-hak mereka atas sumber daya alamnya, yang sering kali dikuasai oleh entitas asing, khususnya perusahaan-perusahaan multinasional. Karena hal ini, kadang nasionalisme sumber daya alam dipandang negatif oleh negara-negara asing atau perusahaan multinasional yang kepentingannya terancam oleh nasionalisme ini.
Nasionalisme lingkungan sendiri mencakup berbagai jenis nasionalisme lingkungan yang lebih spesifik, misalnya nasionalisme pro-lingkungan, nasionalisme hijau, atau eko-nasionalisme, dan sebagainya.
Setiap bangsa memiliki jenis nasionalisme lingkungan yang khas. Nasionalisme lingkungan ini terbentuk dari berbagai wacana yang diproduksi oleh pemerintah, media, dan masyarakat bangsa bersangkutan. Pertukaran wacana antara kelompok-kelompok tersebut akan menentukan karakter nasionalisme lingkungan bangsa tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagaimana wacana tentang nasionalisme lingkungan di Indonesia? Wacana tentang nasionalisme mencerminkan berbagai sudut pandang dan gagasan mengenai lingkungan alam Indonesia yang berkembang di masyarakat. Konsepsi nasionalisme lingkungan terbentuk dari pertukaran gagasan di antara berbagai kelompok masyarakat tersebut.
Selain itu, nasionalisme lingkungan juga dipengaruhi oleh gagasan nasionalisme lingkungan formal yang dibangun dan direproduksi oleh rezim penguasa, yang kemudian disosialisasikan melalui berbagai saluran dan instansi.
Nasionalisme lingkungan formal itu di antaranya bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah, wacana yang diproduksi dalam buku-buku pelajaran di sekolah, program-program lembaga pemerintah yang berkaitan dengan lingkungan, juga pidato-pidato atau pernyataan para pejabat pemerintah.
Biasanya, narasi nasionalisme lingkungan yang disajikan dalam kebijakan, rancangan program, atau pidato-pidato tersebut terlihat bagus. Sangat bagus bahkan. Namun, entah mengapa, dalam praktiknya, sering terjadi penyimpangan dari berbagai narasi yang disusun dan dipromosikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ambil contoh, program Kali Bersih (PROKASIH). Jargon dan narasi tentang program ini terdengar bagus. Tidak ada yang perlu dikritik dari narasi tersebut. Namun, sungai mana yang dapat kita jadikan sebagai model atau contoh hasil kerja dari program ini? Sebagai program nasional, seharusnya mayoritas kali di Indonesia sudah bersih, tetapi kenyataannya, sulit sekali kita menemukan sungai yang bersih seperti dalam narasi itu.
Di luar nasionalisme lingkungan formal tersebut, masyarakat sering memiliki imajinasi tersendiri mengenai kondisi lingkungan di Indonesia. Imajinasi ini umumnya dipengaruhi oleh lingkungan spesifik tempat mereka tinggal, serta kebutuhan dan kepentingan mereka terkait lingkungan alam di sekitarnya.
Oleh karena itu, masyarakat cenderung memiliki imajinasi yang beragam mengenai lingkungan. Dalam memandang lingkungan alam, mereka mempertimbangkan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, masyarakat adat, sebagai kelompok yang mewarisi budaya turun-temurun dari nenek moyang yang dekat dengan alam, cenderung mengutamakan aspek kelestarian lingkungan. Mereka tidak hanya melihat alam sebagai komoditas ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan aspek spiritual, kultural, dan sosial dari lingkungan alam mereka.
Hal ini berbeda dengan kelompok lain, misalnya pengusaha atau perusahaan, yang juga memiliki konsepsi khas tentang lingkungan berdasarkan kepentingan mereka. Mereka cenderung melihat lingkungan dari sudut pandang yang sejalan dengan bisnis mereka. Sebagai entitas bisnis, motif utama mereka tentu adalah keuntungan.
Oleh karena itu, mereka juga cenderung melihat lingkungan dari segi nilai ekonominya, terkait dengan seberapa tinggi nilai ekonomi berbagai aspek di lingkungan sekitar, dan bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan dari alam tersebut.
ADVERTISEMENT
Karena lebih fokus pada aspek ekonomi, masalah kelestarian lingkungan kadang menjadi hal yang kurang diprioritaskan. Akibatnya, eksploitasi alam oleh perusahaan sering meninggalkan cerita suram tentang kerusakan lingkungan.
Berbagai gagasan tentang nasionalisme lingkungan tersebut saling bersaing dalam proses pertukaran wacana sehari-hari. Gagasan yang paling dominan akan lebih menentukan bagaimana lingkungan alam akan diperlakukan secara kolektif oleh bangsa Indonesia. Ia juga akan menentukan bagaimana nasib lingkungan alam Indonesia di masa depan.
Dalam konteks itu, kesejahteraan kita semua, baik sekarang maupun di masa depan, sangat bergantung pada nasionalisme lingkungan yang kita yakini. Dengan demikian, kita perlu memastikan bahwa nasionalisme lingkungan yang kita yakini hari ini adalah nasionalisme yang pro terhadap kesejahteraan rakyat. Juga nasionalisme yang dapat menjamin bahwa generasi yang akan datang mewarisi alam alam yang tetap utuh dan lestari.
ADVERTISEMENT