Plastik dan Ketidakberdayaan Kita

Sartana
Dosen Psikologi Sosial di Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
26 Mei 2024 8:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sartana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketidakberdayaan manusia untuk menyelesaikan masalah plastik. Sumber : Gambar dibuat penulis dengan Microsoft Designer.
zoom-in-whitePerbesar
Ketidakberdayaan manusia untuk menyelesaikan masalah plastik. Sumber : Gambar dibuat penulis dengan Microsoft Designer.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Planet Vs Plastik” atau "Planet Lawan Plastik" menjadi tema Hari Bumi tahun ini. Tema ini dikampanyekan untuk menyadarkan masyarakat mengenai risiko kesehatan akibat plastik, serta untuk mengikis kebiasaan kita menggunakan plastik sekali pakai. Termasuk untuk menekan produksi plastik di dunia.
ADVERTISEMENT
Kampanye ini tentu harus didukung, karena sampah plastik sudah menjadi ancaman serius bagi kehidupan generasi masa depan. Jika penggunaan plastik tidak dikendalikan, bumi akan menjadi tempat yang tidak nyaman dan tidak aman untuk dihuni oleh anak cucu kita.
Bayangkan, jika sampah plastik yang kita gunakan hari ini tertimbun di tanah, kemudian terurai menjadi mikroplastik, lalu masuk ke rantai makanan yang kita konsumsi. Ia akan menimbulkan sejumlah risiko kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker, gangguan hormon, gangguan sistem saraf, kerusakan sel dan sebagainya.
Tidak hanya manusia yang terdampak oleh sampah plastik, tetapi juga lingkungan alam dan makhluk lain. Sampah plastik dapat mencemari sungai dan lautan, merusak tanah dan tanaman, mengganggu ekosistem hewan dan tumbuhan, serta mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi penggunaan plastik menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Selain itu, pengelolaan sampah plastik juga harus dilakukan dengan komprehensif dan berkelanjutan.
Namun, upaya untuk mengurangi penggunaan plastik dan pengelolaan sampah plastik tersebut adalah pekerjaan tidak mudah. Ada sejumlah hambatan besar yang sulit diatasi atau dihilangkan.
Pertama, hari ini kita semua sudah sangat tergantung pada plastik. Plastik kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Kita mengandalkannya setiap hari untuk beragam hal.
Kita menggunakan plastik untuk membungkus makanan, minuman, hingga untuk bahan berbagai perabotan di rumah. Sehingga sulit rasanya membayangkan kehidupan sehari-hari kita lepas dari benda-benda yang terbuat dari plastik.
Di sisi lain, hingga saat ini, belum ada bahan atau teknologi yang dapat menggantikan plastik tersebut. Bahan-bahan alami juga mustahil untuk menggantikannya. Selain kurang efisien, jika dilihat dari segi biaya, pada saat ini bahan alami juga cenderung lebih mahal.
ADVERTISEMENT
Kedua, industri plastik beroperasi disokong tidak saja oleh korporasi besar, namun juga negara. Dan ia menjadi mata pencaharian bagi jutaan orang. Menghentikan industri plastik tanpa adanya industri pengganti dapat menggoncang tatanan seluruh dunia.
Bahkan, industri plastik dunia justru terus bertumbuh. Banyak pelaku industri minyak bumi global yang justru berinvestasi dalam pembangunan pabrik plastik baru. Hal itu mereka lakukan sebagai respons terhadap penurunan permintaan minyak bumi, akibat transisi ke energi hijau (dw.com).
Padahal, sebenarnya, usaha untuk mengurangi penggunaan plastik dan sampah plastik akan lebih efektif bila dilakukan pada bagian hulu. Dalam arti, ia dilakukan dengan mengatur dan membatasi produksi plastik di industri.
Penanganan plastik dengan memfokuskan pada proses daur ulang, apalagi sekadar membuang sampah pada tempatnya, bukanlah solusi yang memadai. Karena pendekatan tersebut lebih fokus pada tahap akhir, sementara bagian hulu, penghasil plastik terus memproduksi plastik baru dalam jumlah yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, kita juga tidak dapat berharap komitmen individual dari setiap warga masyarakat untuk dapat mengurangi penggunaan plastik. Bila sekadar meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko dari penggunaan plastik, relatif mudah untuk dilakukan.
Namun, kesadaran dan pengetahuan tersebut tidak serta merta mengubah perilaku mereka. Ada banyak variabel lain yang memengaruhi perilaku penggunaan plastik masyarakat.
Salah satu hal yang dominan dalam konteks saat ini adalah perasaan atau keyakinan diri yang tidak berdaya (self-helplessness). Orang merasa tidak mampu mengontrol situasi atau melakukan perubahan ketika dihadapkan pada masalah plastik.
Perasaan tidak berdaya adalah salah satu faktor yang menyebabkan orang-orang enggan untuk meninggalkan penggunaan plastik, meskipun mereka memiliki kesadaran atau pengetahuan tentang bahaya plastik dan pentingnya lingkungan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Itu terjadi karena mereka membayangkan masalah plastik terasa begitu besar dan kompleks. Oleh karena itu, mereka meyakini berbagai upaya mereka lakukan untuk menangani masalah plastik tidak akan memiliki dampak yang signifikan.
Mereka menyadari bahwa tidak ada jalan keluar untuk mengakhiri kebiasaan masyarakat dalam menggunakan plastik tersebut. Bahkan, diri mereka sendiri pun sulit untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap plastik.
Lebih dari itu, usaha untuk memaksakan diri untuk tidak menggunakan atau mengurangi plastik sering kali terasa seperti bertarung dengan kenyataan yang sulit diubah, yang menimbulkan perasaan tidak nyaman. Akhirnya orang memilih untuk menyerah dengan ideasinya sendiri dan larut dalam arus kebiasaan.
Terkait dengan usaha pengelolaan sampah plastik, kondisinya juga tidak jauh berbeda. Infrastruktur yang tersedia untuk membuang sampah plastik pada tempatnya masih sangat terbatas. Selain itu, berbagai usaha untuk mendaur ulang plastik dalam skala kecil seringkali terasa lebih sekadar sebagai hiburan semata, tanpa memberikan dampak yang signifikan untuk menyelesaikan masalah ini.
ADVERTISEMENT
Kenyataan demikian menunjukkan bahwa penanganan permasalahan plastik tidak hanya bergantung pada pada peningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penggunaan plastik. Dalam arti, meskipun pengajaran, kampanye atau seminar tentang plastik dan lingkungan berkelanjutan mungkin bermanfaat, namun kurang efektif untuk menyelesaikan masalah plastik secara menyeluruh di masyarakat.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam kondisi objektif yang dapat membangkitkan kembali rasa berdaya dan kepercayaan diri masyarakat. Mereka membutuhkan dasar keyakinan atau bukti-bukti nyata bahwa tindakan-tindakan kecil yang mereka lakukan memiliki dampak positif terhadap penyelesaian masalah plastik. Sehingga mereka yakin bahwa ketika mereka mengurangi penggunaan plastik dan membuang sampah pada tempatnya, memang ada bukti perubahan yang terjadi dan dapat diukur.