Self Diagnosis: Penyakit Bermodal Internet

Sashi Ratu Vanessya
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
28 November 2022 7:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sashi Ratu Vanessya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/jalur-koneksi-global-pertukaran-data-pandemi-virus-komputer-gm1211443622-351326007?phrase=internet%20virus
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/jalur-koneksi-global-pertukaran-data-pandemi-virus-komputer-gm1211443622-351326007?phrase=internet%20virus
ADVERTISEMENT
Di era serba teknologi ini, informasi tersebar secara cepat dan luas. Hal ini membuat orang-orang dengan mudah mengakses informasi apapun, salah satunya adalah informasi kesehatan. Mudahnya akses informasi kesehatan membuka peluang bagi masyarakat untuk menambah wawasan mengenai kesehatan. Namun, peluang ini dapat membuka kemungkinan terjadinya self diagnosis.
ADVERTISEMENT
Apa itu self diagnosis?
Self diagnosis berasal dari kata self yang artinya sendiri dan diagnosis yang artinya penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala. Jadi, self diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti gejala secara mandiri.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa seseorang mengalami fenomena self diagnosis?
Self diagnosis bermula dari rasa penasaran yang membuat seseorang mencari informasi terkait gejala yang terjadi. Setelah hasil pencarian keluar, terdapat satu gangguan yang memiliki gejala mirip seperti yang terjadi dalam dirinya. Kemudian, orang tersebut mempercayai bahwa dia benar-benar mengidap gangguan tersebut. Dan dari sinilah kita dapat menyebutkan bahwa orang tersebut mengalami fenomena self diagnosis.
Sebagian besar orang yang mengalami self diagnosis mencari informasi melalui internet yang kredibilitas nya masih belum jelas. Mereka lebih memilih untuk mencari informasi tersebut di internet daripada konsultasi ke tenaga kesehatan profesional karena aksesnya yang lebih mudah.
ADVERTISEMENT
Apakah self diagnosis memiliki dampak buruk?
Menurut Arjadi (2019) dan Persada (2021), self diagnosis memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental. Setelah seseorang melakukan self diagnosis, orang tersebut cenderung merasa khawatir, stress, dan cemas sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
https://www.istockphoto.com/id/foto/siluet-kepala-orang-bermasalah-gm1064027420-284478103?phrase=mental%20down
Self diagnosis membuat seseorang memiliki sugesti seakan-akan orang tersebut benar-benar terkena gangguan. Karena sugesti yang tertanam itu akhirnya membuat seseorang dapat benar-benar terkena gangguan tersebut.
Selain itu, self diagnosis dapat memicu munculnya gangguan lain, salah penanganan, bahkan gangguan sebenarnya yang tidak dapat terdeteksi akibat sugesti yang tertanam dalam pikirannya. Oleh karena itu, self diagnosis hanya berguna sebagai gambaran umum dan selanjutnya harus di tindak lanjut oleh tenaga kesehatan profesional, seperti dokter dan psikolog.
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi self diagnosis
Kurangnya edukasi dan informasi mengenai self diagnosis menjadi penyebab self diagnosis ini masih banyak terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat perancangan media informasi yang tepat sehingga masyarakat dapat memilah informasi mengenai kesehatan agar tidak menjadikan acuan untuk diagnosa diri sendiri.
https://www.istockphoto.com/id/foto/bidikan-dokter-yang-menunjukkan-kepada-pasien-beberapa-informasi-pada-tablet-digital-gm1081947082-290142570?phrase=doctor%20and%20patient
Selain itu, jika seseorang merasakan gangguan pada dirinya, segera konsultasi ke tenaga kesehatan profesional, seperti dokter dan psikolog agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Penulis : Sashi Ratu Vanessya
NIM : 225120300111025
Referensi :
Sadida, S. (2021). Perancangan Informasi Fenomena Self-Diagnosis Kesehatan Mental Remaja Generasi Z Di Media Sosial Melalui Media Buku Ilustrasi (Doctoral dissertation, Univeristas Komputer Indonesia).
Maskanah, I. (2022). Fenomena Self-Diagnosis di Era Pandemi COVID-19 dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental. JoPS: Journal of Psychology Students, 1(1), 1-10.
ADVERTISEMENT
Akbar, M. F. (2019). Analisis Pasien Self-diagnosis Berdasarkan Internet Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. INA-Rxiv. June, 25.