Konten dari Pengguna

Pengeluaran Kelas Menengah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hery Sasria
Penulis merupakan Statistisi di BPS Provinsi Jambi saat ini sedang menjalani Tugas Belajar S2 Ilmu Ekonomi di Universitas Airlangga
1 Oktober 2021 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Sasria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pengeluaran Kelas Menengah akibat Pandemi. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengeluaran Kelas Menengah akibat Pandemi. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Kelas menengah Indonesia telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah tangga yang begitu besar.
ADVERTISEMENT
Worldbank, dalam laporan “Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class” (2020) mendefinisikan kelompok kelas menengah di Indonesia adalah mereka yang pengeluaran setiap bulannya 1,2 juta-6 juta rupiah.
Kelompok ini tumbuh 12% setiap tahun sejak tahun 2002 dan sekarang mewakili hampir setengah dari seluruh konsumsi rumah tangga di Indonesia.
Kelas menengah telah tumbuh lebih cepat daripada kelompok lain; di mana sekarang ada setidaknya 52 juta orang Indonesia yang secara ekonomi aman, atau satu dari lima orang Indonesia.
Sumber : Brookings Institution
Menurut penelitian oleh Brookings Institution, memproyeksikan kelas menengah di Eropa 20% dan Amerika 17% di tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 14% dan 13% di tahun 2030 sedangkan di Asia Justru mengalami peningkatan dari 54% di tahun 2020 menjadi 65% di tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Selama 50 tahun terakhir Indonesia telah mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 5,6% dalam PDB, dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan penurunan substansial dalam kemiskinan ekstrem, yang menjadikan Indonesia mencapai status negara pendapatan menengah.
Hingga di bulan Juli 2020, Worldbank menaikkan status Indonesia menjadi kelas berpenghasilan menengah atas US$ 4.050
Sumber : Worldbank
Dampak pandemi Covid-19, Worldbank kembali mengeluarkan status Indonesia pada 1 Juli 2021 menjadi kelas menengah bawah US$ 3.870 Pandemi Covid-19 juga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat kelas menengah bisa dikarenakan masyarakat kelas menengah lebih menahan diri dengan alasan ketidakpastian soal pendapatan, ancaman pemutusan kerja (PHK), dan menabung untuk berjaga-jaga.
Sumber : SMERU Research Institute ( Data Susenas )
Menurut SMERU Research Institute, Pengeluaran kelompok miskin dan rentan sedikit menurun, kelompok menengah mengalami penurunan pengeluaran lebih besar dan pengeluaran kelompok terkaya meningkat.
ADVERTISEMENT
Secara nasional, terlihat bahwa secara rata-rata seluruh rumah tangga mengalami penurunan pengeluaran sebesar -2.3% atau dengan penurunan pengeluaran median -3.1%.
Namun, tidak semua rumah tangga mengalami perubahan yang sama. Rumah tangga pada rentang persentil 41–95 mengalami penurunan pengeluaran rata-rata sebesar -4%.
Untuk rumah tangga dalam persentil 40 ke bawah, pengeluaran mereka rata-rata turun sebesar -0.4% dengan rumah tangga dalam persentil 5 ke bawah mengalami penurunan cukup besar yakni sebesar -1% sampai -1.6%.
Sedangkan pada periode ini, rumah tangga pada persentil 95 ke atas mengalami peningkatan tingkat kesejahteraan sebesar 2% sampai 5%.