Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kawasan Perdagangan Bebas Asean-China dalam Teori Permainan "Prisoners Dilemma"
20 Desember 2023 7:54 WIB
Tulisan dari Satrya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ASEAN- China Free Trade Area (ACFTA) biasa dikenal sebagai Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China merupakan kawasan perdagangan bebas antara negara-negara anggota ASEAN dan Republik Rakyat China dimana dalam ACFTA ini memiliki tujuan untuk membuat wilayah perdagangan bebas dengan menghapus hambatan-hambatan dalam perdagangan serta meningkatkan akses pasar dan meningkatkan regulasi investasi kerja sama ekonomi sehingga dapat mendorong hubungan kerjasama ekonomi antara semua pihak yang terlibat.

Dalam kasus ACFTA terdapat game theory yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana bentuk permainan dalam ACFTA. game theory yang cocok digunakan adalah Prisoner dilemma, dalam penerapan Prisoners dilemma dalam studi kasus ACFTA dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang bagaimana interaksi antarnegara dapat membantu menyusun suatu strategi yang lebih efektif dalam kerjasama perdagangan regional.
ADVERTISEMENT
Dalam penerapan game theory prisoners dilemma setiap negara dimana muncul pertimbangan antara Asean dan China ketika kedua aktor ini terlibat dalam perjanjian ACFTA. Setiap aktor mengalami dilemma krusial seperti apakah membuka pasar domestik mereka secara penuh untuk perdagangan bebas dengan anggota ACFTA atau mempertahankan pasar dengan membatasi akses pasar.
Berikut coba kita lihat point of view dari pihak China dalam dilemma tersebut :
Disini China menyadari dengan membuka pasar sepenuhnya pasti memberikan benefit jangka panjang apalagi dengan melalui peningkatan investasi dan perdagangan, tetapi disini China juga khawatir dengan risiko terhadap negara anggota Asean yang memilih untuk membatasi akases pasarnya. Jika kita lihat dari perspektif atau pandangan theory prioners dilemma China menghadapi dilemma Apakah mereka harus yakin semua negara anggota Asean akan membuka pasar ataukah lebih baik untuk memilih opsi yang melindungi kepentingan ekonomi domestiknya dikarenakan ada negara anggota Asean yang akan melakukan pembatasan akses pasar tersebut.
Kemudian, dapat kita lihat dari sisi point of view ASEAN dalam dilemmanya :
ADVERTISEMENT
Asean menyadari bahwa jika semua negara anggota sepakat untuk membuka pasar manfaat yang datang untuk bersama akan lebih besar, akan tetapi Asean juga dilemma karena masing-masing negara tahu jika beberapa negara anggota membatasi akses pasar, maka negara lain bisa saja menghadapi kerugian ekonomi.
Dalam prisoners dilemma Asean dan China berinteraksi tanpa mengetahui secara penuh keputusan apa yang akan diambil oleh pihak lain. Setiap negara harus mempertimbangkan keuntungan bersama serta risiko pengkhianatan.