Studi Kasus Kelompok LTTE di Sri Lanka Dalam CyberSpace

Foto oleh Pixabay dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/logo-keamanan-60504/

Seperti yang kita ketahui kejahatan di dunia maya dapat menjadi ancaman terhadap keamanan nasional. Karena para pelaku kejahatan ini dapat menyusup atau meretas ke sistem keamanan, menyebarkan berita palsu atau hoax dan menyebarkan ujaran kebencian sehingga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat kemudian berdampak buruk pada keamanan nasional.

Contohnya di dalam Negara Sri Lanka, terdapat aktor atau sebuah kelompok yang bernama LTTE (The Liberation Tigers of Tamil Eelam) yang memanfaatkan teknologi khususnya ruang dunia maya untuk melakukaan kejahatan.

Foto oleh Markus Spiske dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/kode-pada-lensa-pergeseran-kemiringan-2004161/

LTTE didirikan pada tahun 1976 dengan tujuan utama untuk mendirikan negara merdeka “Tamil Eelam” di bagian utara dan timur Sri Lanka, mereka menganggap diri mereka sebagai pejuang kemerdekaan untuk hak-hak politik dan etnis orang Tamil di Sri Lanka. LTTE dipimpin oleh Velupillai Prabhakarran. Meskipun tujuannya sebagai kelompok perlawan sebagai pihak yang mendukung hak-hak etnis Tamil, LTTE telah dinyatkan sebagai kelompok teroris oleh beberapa negara termasuk, India, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

LTTE beberapa kali meretas situs web pemerintah Sri Lanka. LTTE merupakan kelompok teroris pertama di dunia yang menyerang sistem suatu negara pada tahun 1998.

Foto oleh Sora Shimazaki dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/pangkas-sistem-peretasan-mata-mata-dunia-maya-saat-mengetik-di-laptop-5935794/

Tindakan penyerangan yang dilakukan LTTE terhadap Sri Lanka :

Tahun 2009 pemerintah Sri Lanka berhasil mengalahkan atau melumpuhkan LTTE dengan melalui beberapa strategi salah satunya operasi militer atau yang di kenal dengan “Operasi Vanni”.