Direktorat Bimas Islam, Saat Menteri Agama Merespon Cuitan Warganet

Konten dari Pengguna
6 Juli 2019 23:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Satto Raji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir di acara Pelatihan Literasi Informasi Bagi Generasi Milenial DITJEN Bimas Islam
Beberapa waktu lalu saya diundang untuk mengikuti acara Pelatihan literasi Informasi Bagi Generasi Milenial yang difasilitasi oleh Direktorat Bimas Islam, Kementerian Agama Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelum saya bercerita banyak mengenai acara yang membuat kita makin paham mengenai kondisi Hoaks di negeri ini, ijinkan saya memberikan gambaran sederhana mengenai Ditjen BIMAS Islam.
Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam sudah ada sejak tahun 1946. pada awalnya DITJEN BIMAS Islam juga mengurusi masalah perhajian dan umroh. Namun pada 2006, DITEJN BIMAS Islam sudah tidak lagi bertanggung jawab mengenai haji dan umroh.
Sejak tahun 2006, DITJEN Bimbingan Masyarakat Islam lebih fokus untuk memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat mengenai urusan agama Islam (selain haji), penerangan agama Islam, Zakat, dan Wakaf. DITJEN BIMAS Islam juga merumuskan serta melaksanakan kebijakan langsung yang berhubungan dengan umat muslim di Indonesia.
DITJEN BIMAS Islam membawahi 4 Direktorat. Yang pertama yaitu Direktorat Urusan Agama Islam dan bimbingan Syariah, salah satu tugas pentingnya dan ditunggu-tunggu umat muslim satu Indonesia adalah mengenai Hisab dan Rukyat saat bulan Ramadan tiba. Direktorat ini juga bertanggung jawab mengenai masalah Masjid, Konflik dan Kepustrakaan Islam.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah Direktorat Bina Kua dan Keluarga sakinah. Bisa jadi Ini direktorat yang selalu mebuat galau para jomblo terlebih saat mendengar kata KUA. Padahal di KUA tidak hanya sebatas menikahkan. Mengurus masalah zakat dan wakaf pun bisa di KUA. Salah satu Program yang terbaru direktorat ini adalah peluncuran kartu nikah bagi pasangan yang nikah di tahun 2018 ke atas.
Selanjutnya adalah Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf. Potensi zakat dan wakaf di Indonesia sangat besar, untuk itu butuh edukasi dan inovasi agar dana zakat dan wakaf bisa lebih maksimal digunakan oleh umat. Direktorat ini juga mengaudit semua lembaga zakat dan wakaf di Indonesia serta mengamankan aset wakaf agar tidak disalah gunakan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Direktorat Penerangan Agama Islam. beberapa subdit yang ada dibawahnya bertanggung jawab mengenai dakwah, hari besar islam, seni, budaya dan siaran islam. Salah satu program yang menarik perhatian di tahun ini adalah, lomba vlog mengenai situs islam di nusantara.
Bpk. Muhamadiyah Amin DITJEN BIMAS Islam membuka acara pelatihan
Sekedar informasi di Kementerian Agama sendiri sebenarnya tidak hanya ada DITJEN BIMAS Islam, tapi semua agama yang diakui di Indonesia mempunyai DITEJN BIMASnya masing-masing. Misalnya bimbingan masyarakat Katolik, bimbingan masyarakat Hindu, Budha dan Konghucu.
24 Juni 2019 lalu, DITJEN BIMAS Islam mengadakan acara Pelatihan literasi Informasi Bagi Generasi Milenial. Tujuan pelatihan ini agar peserta yang hadir bisa lebih bijak dalam menanggapi informasi yang di terima di sosial media.
Ada kejutan bagi peserta yang hadir di acara tersebut saat menteri agama bpk. Lukman Hakim Saifuddin hadir di acara tersebut. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, beliau tahu mengenai acara ini dari linimasa twitter pribadinya.
ADVERTISEMENT
Memang beberapa teman, termasuk saya sengaja mention akun pak menteri mengenai acara pelatihan ini, ternyata direspon positif dan beliau bersedia mampir ke acara pelatihan tersebut.
Pak Menteri bercerita saat sampai di rumah sekitar jam 21.00, beliau sempatkan melihat dan membuka akun Twitternya. Dan mendapati akunnya di mention beberapa peserta yang hadir, beliau tertarik dan minta dijadwalkan untuk bisa menyempatkan hadir ke acara Pelatihan literasi Informasi Bagi Generasi Milenial ini.
Ini salah satu dampak positif bermedia sosial, saat kita menginformasikan sesuatu hal dan kemudian direspon secara baik.
Memang bermedia sosial itu pada hakikatnya untuk mencari informasi dan mendapat kabar, bukan malah menyebarkan berita bohong. Menteri Agama mengutarakan, “sangat aneh kalau kita bermedia sosial tapi malah justru menambah konflik”.
ADVERTISEMENT
“Dalam bermedia sosial kita itu tidak boleh terbawa perasaan atau baper”, ujar pak Menteri. Karena kalau terbawa perasaan maka akan mudah timbul emosi dan mudah lepas kontrol baik secara tindakan, perkataan atau pemikiran.
Pelatihan literasi informasi bagi generasi milenial milenial ini juga di hadiri oleh para staf ahli Menag, direktur bimas Islam bpk Muhammadiyah Amin, hadir pula perwakilan dewan pers dan cyber Crime Polri dan sesi terakhir di isi oleh staf ahli Kementerian Agama prof Oman Fathurahman.
Di acara ini saya jadi tahu apa yang harus dilakukan saat menerima sebuah informasi, dan menemukan keterkaitan antara post truth dan kacamata kuda. Penasaran? Cuus lanjut baca link artikel dibawah ini ya.
Kehadiran (tak terjadwal) Menteri Agama karena merespon cuitan netizen tidak disia-siakan para wartawan untuk doorstop
Baca juga artikel ini, untuk lebih mengerti apa itu post truth
ADVERTISEMENT