Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sampah Membawa Amilia Memenangi SATU Indonesia Awards
6 Januari 2017 12:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
Tulisan dari Astra International tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat berusia 12 tahun, Amilia Agustin dikenal sebagai anak yang lebih senang menghabiskan waktunya untuk belajar. Ia bercita-cita melanjutkan sekolah ke luar negeri, karena jenuh melihat berita-berita negatif tentang Indonesia. Namun pada saat itu, Ibunda Amilia mengingatkannya untuk melakukan sesuatu yang berarti bagi tanah airnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Amilia pun mulai berpikir, apa yang bisa dilakukan gadis berusia 12 tahun untuk Indonesia? Suatu hari, ia melihat onggokan sampah di lingkungan sekolahnya di Bandung. "Saya melihat ada kakek-kakek yang makan dekat tempat pembuangan sampah tersebut, itu kan tidak sehat. Saya pun mulai mengajak teman-teman untuk berpikir bagaimana caranya mengolah sampah yang benar," ujarnya di hadapan 120 wartawan muda dalam acara Kumparan Onboarding yang menghadirkan anak muda yang kreatif dan inspiratif.
Perjuangan Amilia dan teman-temannya untuk menemukan cara mengolah sampah tidak berjalan mulus. Guru-guru sekolahnya awalnya mengganggap hal tersebut membuang waktu, hingga mereka harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Hingga akhirnya salah satu guru sekolahnya membantu Amilia dan teman-temannya membuat bank sampah di sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Amilia tidak berhenti di situ saja. Pada 2009, Amilia berinisiatif mengajarkan daur ulang pada ibu-ibu rumah tangga kurang mampu di sekitar sekolahnya. Dengan begitu, mereka bisa mengolah sampah menjadi barang baru yang menghasilkan uang.
Ami pun, panggilan akrab Amilia, kemudian membuat program "Go to Zero Waste School". Ia mengajukan proposal program tersebut kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. Program ini kemudian mendapat bantuan dana sebesar Rp2,5 juta untuk proyek pengelolaan sampah.
Pada 2010, Ami terpilih sebagai pemenang apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2010 kategori lingkungan. Uang Rp40 juta yang diterimanya dalam penghargaan tersebut dibelikannya beberapa unit mesin jahit untuk pengrajin rumah tangga yang ada di sekitar sekolahnya sehingga mereka bisa membuat kerajinan sendiri untuk dijual.
ADVERTISEMENT
Ami tetap konsisten menjalankan programnya saat ia harus meninggalkan Bandung demi studi di Universitas Udayana, Bali. Di kampusnya, ia pun memelopori pendirian bank sampah. Tumpukan sampah yang dibuang warga di belakang asrama mahasiswa dikumpulkan, lalu dibawa petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar. Kini tercatat ada 102 nasabah bank sampah, yang meliputi mahasiswa Unud dan warga sekitar Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali. "Saya berharap dengan upaya ini bisa menjadi sesuatu yang berguna untuk Indonesia," tutupnya.