Konten dari Pengguna

Sekolah Sayur Cetak Lulusan Berkualitas Tinggi

Astra International
SATU Indonesia merupakan langkah nyata dari Grup Astra untuk berperan aktif, serta memberikan kontribusi meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia
6 Januari 2017 12:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Astra International tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemenang SATU Indonesia Awards 2010. (Foto: Dok. kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemenang SATU Indonesia Awards 2010. (Foto: Dok. kumparan)
Muhammad Farid dari Banyuwangi merasakan keprihatinannya di dunia pendidikan. Ia melihat masih banyak warga tidak mampu di Banyuwangi yang tidak mengenyam pendidikan sekolah karena dari kalangan tidak mampu. "Dulu, sekolah di Banyuwangi terkesan mahal dan hanya bisa diakses orang-orang mampu saja," kata Farid di hadapan 120 wartawan muda dalam acara Kumparan Onboarding yang menghadirkan anak muda yang kreatif dan inspiratif.
ADVERTISEMENT
Pada 2005, ia pun berinisiatif membangun sekolah yang bisa diakses siapa saja. Berdirilah SD dan SMP alam, di bawah Yayasan Banyuwangi Islamic School. Apa yang membuat sekolah ini berbeda dari sekolah-sekolah lainnya? Tidak perlu uang untuk mendapatkan pendidikan di sekolah alam. Sebagai gantinya, cukup menyumbangkan sayur saja setiap minggu sebagai pengganti uang sekolah.
Sekolah alam ini berada di tengah kebun, yang ditanami berbagai macam sayur-sayuran. Kini, sudah ada 120 siswa yang mendapatkan pendidikan dari sekolah ini. Pelajarannya tidak berbeda dari sekolah-sekolah lainnya, bahkan ditambah dengan pelajaran Al-Qur'an, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang hingga Bahasa Mandarin.
Proses belajar di SMP Alam (Foto: facebook/SMP ALAM BIS(Banyuwangi Islamic School))
zoom-in-whitePerbesar
Proses belajar di SMP Alam (Foto: facebook/SMP ALAM BIS(Banyuwangi Islamic School))
Saat ini sekolah tersebut sudah berdiri di lahan seluas 3.000 meter persegi, lengkap dengan aula, langgar, sanggar, dan saung-saung sederhana tempat para siswa belajar. Inilah yang mengantarkan pria kelahiran 19 April 1976 ini menjadi salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2010 kategori pendidikan.
ADVERTISEMENT
Farid dan timnya pun membangun jaringan sekolah ini menjadi lebih luas, hingga ke Sumatera, Batam, Kalimantan Barat, Situbondo dan Banyuwangi, bahkan ada yang dari Malaysia. Ia memastikan sekolah alam ini menggunakan tenaga pengajar berkualitas untuk menjamin semua siswanya mendapat pendidikan yang baik. Metode-metode yang digunakan pun dibuat beragam, seperti teknik mind-mapping, animasi dan permainan dalam belajar. Meningkatnya minat masyarakat terhadap sekolah alam juga mendorong Farid untuk menggarap asrama serta memperluas sekolah.
“Dana kami kumpulkan dari penjualan software, memberikan pelatihan dan mencari investor. Saat ini saya sedang mendekati seorang investor dari Tanah Abang yang tertarik untuk melebarkan tanahnya yang berlokasi di Batam dengan luas 150 hektar,” ungkap Farid.
"Kami punya program bahasa Inggris, juga program teknologi informasi dan pelatihan. Siswa kami mendapatkan gaji bila mengikuti program pelatihan, yang dapat menjadi bekalnya kelak setelah lulus sekolah," ujarnya.
ADVERTISEMENT