Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Militer dan Pendidikan Karakter: Perspektif Pedagogik
3 Mei 2025 9:17 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syarif Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan


Menakar Relevansi Pedagogik Behaviorisme dalam Pendidikan Karakter di Markas Militer: Sebuah Telaah terhadap Pembentukan Profil Pelajar Pancasila
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan pendidikan siswa yang mengintegrasikan pengalaman belajar di markas militer, seperti yang diterapkan di beberapa wilayah Jawa Barat, memunculkan pertanyaan kritis mengenai fondasi pedagogik dan relevansinya dalam konteks pendidikan modern.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi pemahaman bahwa pendekatan ini memiliki korelasi dengan teori Behaviorisme yang dikembangkan oleh John B. Watson, serta implikasinya terhadap pembentukan Profil Pelajar Pancasila.
John B. Watson, sebagai tokoh utama Behaviorisme, merevolusi cara pandang psikologi dengan menggeser fokus dari proses mental internal ke perilaku yang teramati.
Menurut Watson, lingkungan memiliki peran sentral dalam membentuk perilaku individu, dan pendidikan menjadi instrumen penting dalam mengarahkan perkembangan tingkah laku.
Dalam konteks pendidikan di markas militer, penekanan pada disiplin, rutinitas, dan lingkungan yang terstruktur dapat dipandang sebagai upaya untuk membentuk perilaku tertentu melalui kontrol lingkungan.
Penumbuhan rasa nasionalisme dan jiwa patriotisme dalam lingkungan militer menjadi contoh konkret dari penerapan prinsip Behaviorisme dalam menciptakan warga negara yang memiliki mentalitas kuat dan cinta tanah air.
ADVERTISEMENT
Namun, pendidikan karakter yang diharapkan dari pendekatan ini tidak hanya sebatas pada pembentukan perilaku yang teramati.
Relevansi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka di Indonesia mengamanatkan pembentukan Profil Pelajar Pancasila, sebuah kerangka kompetensi dan karakter yang holistik. Profil ini mencakup enam dimensi utama:
Meskipun Behaviorisme dapat menjelaskan bagaimana lingkungan militer membentuk perilaku disiplin dan patriotik, penting untuk dicatat bahwa Profil Pelajar Pancasila memiliki cakupan yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Pembentukan karakter yang holistik membutuhkan pendekatan pedagogik yang beragam, tidak hanya Behaviorisme.
Diambil dari Kisah Pewayangan Gatot Kaca
Analogi dari kisah pewayangan tentang Gatot Kaca yang ditempa di Kawah Candradimuka relevan dalam konteks ini. Proses "penempaan" dalam lingkungan yang keras dapat membentuk karakter yang kuat.
Namun, dalam konteks pendidikan modern, pendekatan yang humanis dan memperhatikan psikologi anak menjadi krusial.
Oleh karena itu, pendidikan yang melibatkan TNI perlu mengadopsi pendekatan yang seimbang. Di satu sisi, disiplin dan struktur militer dapat memberikan fondasi yang kuat. Di sisi lain, nilai-nilai kemanusiaan, kreativitas, dan nalar kritis perlu diintegrasikan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila yang utuh.
Tri Sakti Bung Karno
Tabiat yang ingin dibentuk, seperti yang diusung oleh tokoh-tokoh pendidikan, seringkali selaras dengan semangat Tri Sakti Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter yang kuat menjadi landasan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Pengalaman dari pendidikan di pesantren memberikan pelajaran berharga. Penanaman nilai-nilai agama dan moralitas oleh para pendidik terbukti efektif dalam membentuk karakter.
Namun, arus globalisasi yang deras menuntut pendekatan yang adaptif dan relevan dengan tantangan zaman.
Isu Krusial yang Harus Diperhatikan
Sebagai seorang pendidik, penulis berpendapat bahwa pendidikan karakter di markas militer memiliki potensi yang besar. Namun, beberapa hal krusial perlu diperhatikan:
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter di markas militer memiliki relevansi dengan prinsip-prinsip Behaviorisme dalam hal pembentukan perilaku melalui kontrol lingkungan. Namun, untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila yang holistik, pendekatan pedagogik yang beragam dan humanis diperlukan.
Dengan memperhatikan hak anak, mengedepankan pendekatan yang positif, dan melibatkan orang tua secara aktif, pendidikan karakter di markas militer dapat menjadi salah satu strategi efektif dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan masa depan.