Kredibilitas Kebijakan FOLU Net Sink 2030 Terhadap Aksi Protes All Eyes On Papua

Sava Nuri Yasmasyita
Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
19 Juni 2024 6:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sava Nuri Yasmasyita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
diedit sendiri oleh author di canva
zoom-in-whitePerbesar
diedit sendiri oleh author di canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanasan global telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh bumi. Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia telah mengembangkan program FOLU Net Sink 2030. Kebijakan FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah komitmen dari pemerintah Indonesia untuk mencapai net sink karbon di sektor kehutanan dan lahan pada tahun 2030. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penyerapan karbon di sektor kehutanan dan lahan. Namun, kebijakan ini telah menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk aktivis lingkungan dan masyarakat adat.
ADVERTISEMENT
Salah satu aksi protes yang menyuarakan kekesalan terhadap kebijakan FOLU Net Sink 2030 adalah aksi "All Eyes on Papua". Aksi ini memprotes pembangunan proyek-proyek infrastruktur dan industri di Papua yang dianggap akan menghancurkan ekosistem Papua dan mengancam keberlanjutan hidup masyarakat adat setempat.
Hal itu menyita perhatian masyarakat Indonesia dengan membagikan postingan-postingan yang terkait hutan di papua dengan tagar All Eyes On Papua. Isi dari poatingannya yaitu pada 27 mei 2024, Masyarakat adat suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan Suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya berdemo di depan Mahkamah Agung dan menolak pembabatan hutan ini, karena hutan ini adalah hutan adat tempat mereka hidup secara turun-temurun, serta sumber penghidupan, pangan, budaya, dan sumber air akan hilang jika hutan ini dibangun perkebunan sawit.
ADVERTISEMENT
Selain berpotensi menghilangkan hutan alam, proyek perkebunan sawit ini juga menghasilkan emisi 25 juta ton CO₂. Jumlah emisi ini sama dengan menyumbang 5% dari tingkat emisi karbon tahun 2030. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh seluruh warga papua, tetapi berdampak ke seluruh dunia. Dalam hal ini, Generasi Z memiliki peran penting dalam keberhasilan FOLU Net Sink 2030. Mereka memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya konservasi lingkungan dan perubahan iklim. Mereka dapat menjadi penggerak utama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi emisi GRK dan mengendalikan perubahan iklim.
Kredibilitas kebijakan FOLU Net Sink 2030 dalam menghadapi aksi protes All Eyes on Papua dapat diuji dari beberapa aspek:
ADVERTISEMENT
Dalam keseluruhan, kredibilitas kebijakan FOLU Net Sink 2030 dalam menghadapi aksi protes All Eyes on Papua masih dipertanyakan. Kebijakan ini tidak selaras dengan tujuan kebijakan, tidak melibatkan masyarakat adat, tidak mempertimbangkan dampak lingkungan, dan tidak transparan dalam proses pengambilan keputusan dan alokasi dana.