Konten dari Pengguna

Drama Queen/King di Sekitarmu? Ini Penyebab dan Cara Menghadapinya!

Savira aulia dwi fahreza
Mahasiswa prodi biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15 September 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Savira aulia dwi fahreza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by <a href="https://stockcake.com/i/king-defeats-queen_1248700_991918">Stockcake</a>
zoom-in-whitePerbesar
Photo by <a href="https://stockcake.com/i/king-defeats-queen_1248700_991918">Stockcake</a>
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernah ga sih kalian berhadapan dengan drama queen atau drama king? Tapi, apa sih sebenarnya yang mendorong mereka untuk bereaksi secara dramatis terhadap setiap peristiwa kecil? Menurut Scientific American, ada empat pemicu utama yang membentuk seseorang menjadi dramatis. 1. Gangguan Kepribadian Beberapa individu Drama queen mungkin mengalami gangguan kepribadian seperti Borderline Personality Disorder (BPD) atau Histrionic Personality Disorder. Mereka cenderung sangat impulsif, emosional, dan sulit menjaga hubungan yang stabil. Perubahan kimia dalam otak mereka bisa mempengaruhi respon terhadap stimulus sosial dan emosional. Penelitian oleh psikiater Bruce Perry dari ChildTrauma Academy di Houston menemukan bahwa anak-anak yang mengalami trauma masa kecil, seperti pelecehan atau bencana alam, mengalami perubahan kimiawi otak yang membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh rangsangan dan kurang mampu menilai isyarat sosial dengan tepat. 2. Faktor Genetik Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam kecenderungan perilaku dramatis si drama queen. Penelitian yang dipimpin oleh psikiater John Gunderson dari Harvard Medical School menemukan bahwa keluarga dengan riwayat BPD memiliki kemungkinan lebih besar untuk menunjukkan gaya hubungan yang bermasalah. 3. Perbedaan dalam Sirkuit Otak Individu dengan BPD seringkali memiliki perbedaan dalam sirkuit otak mereka. Penelitian oleh psikiater Emily Stern dan rekan-rekannya di Weill Cornell Medical College menunjukkan bahwa mereka cenderung memiliki sirkuit otak yang kurang efektif dalam menghambat reaksi terhadap emosi negatif. Ini melibatkan penurunan aktivitas di korteks prefrontal yang mengatur kontrol emosional, serta hiperaktivitas di amigdala yang memproses perasaan. Terus gimana si kita harus menghadapi drama quee atau drama king? Cara yang paling mudah adalah Menjaga jarak dengan drama yang diciptakan oleh orang yang cenderung dramatis dengan tetap tenang dan mempertahankan batasan yang jelas dalam interaksi.
ADVERTISEMENT