Konten dari Pengguna

Pengertian Dasar Kognitif, Metakognitif, dan Pendekatan Konsturkti

Sayyidatina Khaliza
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2 Oktober 2024 21:31 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sayyidatina Khaliza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kognitif adalah salah satu aspek penting bagi peserta didik dengan proses pembelajaran dan merupakan penentu keberhasilan di sekolah. Teori belajar kognitif memiliki konsep perkembangan kemampuan berpikir dan bernalar seseorang. Kognitif juga tahap awal untuk mempelajari metakognitif dan konstruktivisme. Ciri-cirinya, terdapat transfer ilmu antara guru dan murid.
ADVERTISEMENT
Kurt Lewin (1892-1947) mengembangkan suatu teori belajar cognitive field dengan menaruh perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial.
Piaget Jean mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi beberapa tahap:
Metakognitif merupakan kemampuan untuk menyadari dan mengontrol proses berpikir, serta memahami cara berpikir sendiri. Metakognitif bisa disebut juga sebagai proses memahami problem solving.
ADVERTISEMENT
Konstruktivisme merupakan teori yang menekankan bahwa proses belajar terjadi ketika individu secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Atau bisa disebut sebagai perencanaan (planning).
Dapat disimpulkan, kognitif merupakan kemampuan berpikir dan bernalar seseorang. Metakognitif merupakan menyadari, mengontrol proses berpikir, dan memahami cara berpikir. Sedangkan konstruktivisme merupakan perencanaan.