Konten dari Pengguna

Perbedaan Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik dalam Psikologi Pendidikan

Sayyidatina Khaliza
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3 Oktober 2024 10:40 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sayyidatina Khaliza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Teori belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikologi behavioristik, para ahli yang mengemukakan sering disebut dengan “contemporary behavioris” atau juga bisa disebut dengan “S-R pyshchologist”. Para ahli ini berpendapat bahwa perilaku atau tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcmenta) dari lingkungan. Para ahli yang mengembangkan teori belajar behavioristik, yaitu J.B. Waston, E.R. Guthrie, Thorndike dan pavlov. Teori belajar behavioristik menekankan pada stimulus dan respon. Teori belajar ini bisa menggunakan bahan percobaan melalui hewan, misalnya, seekor anjing yang sedang bermain dan ingin diberikan makan oleh seorang majikannya, majikan tersebut selalu membunyikan lonceng setiap hari sampai seekor anjing itu terbiasa. Sehingga, tanpa membawa sebuah makanan pun jika sang majikan membunyikan lonceng, anjing tersebut akan berlari menghampiri. Ini merupakan sebuah contoh kasus sederhana dari teori belajar behavioristik, terdapat stimulus dan respon.
ADVERTISEMENT
Sedangkan teori belajar humanistik, proses belajar yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Tokoh psikologis Freud, mengemukakan bahwa manusia selalu dalam keadaan konflik. Sedangkan Adler berpandangan manusia mempunyai sifat inferior.
Jadi, dapat disimpulkan terdapat perbedaan mendasar antara teori belajar behavioristik dan humanistik. Behavioristik menekankan pada stimulus dan respon, humanistik proses belajar dengan tujuan memanusiakan manusia.