Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bakat Srikandi Indonesia
10 Mei 2018 6:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Schaaci tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Pernah jalan – jalan mengelilingi Hongkong ? Apa yang kalian temukan ? Ya, buruh migran begitu membludak ke seluruh pelosok Hongkong. Dari berbagai negara bahkan semua ada, dan yang menjadi pusat penglihatanku adalah buruh migran asal Indonesia. Hampir seluruh penjuru Hongkong para tenaga kerja Indonesia mengisi rumah – rumah yang sebagian besar berukuran sangat sempit itu. Bahkan banyak terdapat toko – toko Indonesia yang siap menyediakan segala kebutuhan warga Indonesia di Hongkong.
ADVERTISEMENT
Saat liburan tiba ( off day ), hampir seluruh tenaga kerja Indonesia memadati tempat hiburan, taman bahkan tempat perbelanjaan di pusat kota. Salah satunya Victoria Park. Tempat yang tidak asing lagi bagi buruh migran ini menjadi pusat pertama saat liburan tiba. Bertemu saudara, teman, bahkan melakukan aktifitas yang menjadi kegiatan setiap minggunya. Tidak di pungkiri Victoria Park adalah tempat yang banyak dikunjungi oleh setiap buruh migran hingga wisatawan dari berbagai negara.
Kegiatan yang tak kalah menarik di kalangan buruh migran adalah kursus. Berbagai macam kursus mampu diikuti oleh setiap buruh migran. Tak heran jika seorang buruh migran memiliki segudang profesi saat kembali ke tanah air nantinya. Pengalaman yang ku dapatkan saat perjalanan liburku ke daerah Meifo, Hongkong. Terlihat banyak legiatan positif yang mampu menumbuhkan bakat – bakat para pekerja Indonesia dalam berbagai macam bidang. Mulai dari belajar make up, photography, hingga kursus – kursus yang bermanfaat lainnya.
ADVERTISEMENT


Meski banyak di luar sana yang sering berbicara tentang sisi buruk buruh migran, semangat para pekerja yang menyisihkan waktunya untuk terus belajar disela – sela liburannya untuk menimba ilmu tambahan tidaklah pudar. Antusia para pekerja untuk mendapat bekal kelak saat kembali ke kampung halaman begitu besar. Hingga ucapan – ucapan atau cibiran yang sering di jatuhkan kepada buruh migran terutama Indonesia mampu disingkirkan begitu saja.
Sempat bertemu seorang teman saat di dalam kereta listrik yang membawaku ke arah Kowloon Tong minggu lalu. Wajahnya cantik, nada bicaranya tegas, terlihat keberanian dalam dirinya begitu besar hingga membuat diriku penasaran kemana tempat yang akan ia kunjungi liburan kali ini.
“Mbak mau kemana, kok sendirian ?” tanyaku penasaran.
ADVERTISEMENT
“Ngajar rias di Ma On San mbak. Mbaknya sendiri mau kemana ?”
“Sama, ke Ma On San tapi sekedar main ke tempat saudara yang kerja di daerah sana”
“Sudah lama mbak di Hongkong ?” tanyanya padaku mengakrabi.
“Alhmdhullah 3 tahunan, sampean sendiri ?”
“Sudah hampir 5 tahun mbak, mangkanya sekarang lebih suka menimba ilmu dan membagikannya kepada teman lain”
Dalam hatiku berkata, wah hebat, kapan aku bisa membagikan ilmuku dan aku punya ilmu apa ? Menggerutu sendiri dalam diri, banyak buruh migran memilih waktu liburannya untuk yang lebih bermanfaat. Pekerjaan yang selama seminggu mereka hadapi tak membuat tubuhnya merasa semakin lelah. Justru kata mereka semua itu juga menjadi obat lelah dalam diri dan obat rindu dalam hati.
ADVERTISEMENT
Bakat – bakat dari semangat yang tumbuh dari para pahlawan devisa seperti inilah yang patut menjadi contoh diri. Bukan hanya berkeinginan memegang banyak uang namun juga segudang pengalaman dan prestasi yang suatu hari nanti terus menemani. Masih banyak bakat terpendam lainnya yang belum terlihat di kalangan pekerja asal Indonesia ini. Indonesia wajib bangga, dari sekian juta warganya mampu berpikir maju tidak hanya mengandalkan hasil yang didapat saat bekerja namun juga hasil pengalaman yang di pupuk dari semangat untuk bisa.
Jangan pernah takut berbuat jika memang bisa ( untukku, untuk kalian, untuk mereka, Buruh Migran Indonesia ).
Sumber photo : Puri photography