Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
'Ngobrol Online on Sebangsa': Mengenalkan Tuhan kepada Anak
21 Juni 2018 19:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Sebangsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenalkan Tuhan kepada anak menjadi tugas yang cukup menantang bagi orangtua. Apalagi jika menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis anak yang tidak terduga dan sulit dijawab.
ADVERTISEMENT
Membahas masalah itu, Sebangsa menggelar Ngobrol Online bertema “Mengenalkan Tuhan pada Anak Bersama Psikolog Neneng Tati Suamiati, M.Si. Acara ini digelar pada Rabu (20/6) di Platform Sebangsa.
Dalam diskusi tersebut, psikolog dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu mengatakan bahwa mengajari anak beribadah sejak dini sangat baik. Bahkan, hal itu dianjurkan karena proses pembiasaan akan lebih berhasil.
“Saat anak bertanya tentang kenapa harus repot-repot beribadah kita bisa bilang bahwa beribadah merupakan salah satu bentuk rasa syukur atau terima kasih kita pada Tuhan yang telah memberikan segalanya buat kita,” ujar dia.
Ia menyarankan agar orangtua menganalogikan karunia Tuhan seperti pemberian dari orang lain yang harus dibalas dengan rasa terima kasih demikian juga karena Tuhan senantiasa memberi kita banyak hal seperti kita bisa bernapas dengan udara yang ada di sekitar kita dengan gratis. Adapun cara kita berterima kasih dengan Tuhan adalah dengan beribadah.
ADVERTISEMENT
Neneng menambahkan konsep tentang Tuhan memang sesuatu yang abstrak padahal anak masih berpikir konkret. Jadi sebaiknya ketika anak bertanya tentang Tuhan disesuaikan dengan kemampuan berpikirnya.
“Misalnya pertanyaan Tuhan itu apa atau siapa sih? Kita dapat menjawab dengan mengasosiasikan dengan hal-hal yang diketahui anak, misalnya kamu lihat pohon itu, kira-kira siapa yang dapat membuat pohon itu bisa tumbuh? Nah, semua itu diciptakan Tuhan, termasuk kita,” terang penulis buku 'Mengenal Psikopat'.
Dalam Diskusi Online itu, Penguna Sebangsa @tiaa mengajukan pertanyaan tentang usia ideal anak dikenalkan Tuhan. “Kalau dari sudut pandang psikologis, umur berapakah idealnya anak dikenalkan pada Tuhan atau konsep agama itu sendiri? Adakah batasan usianya?” tulisnya.
Menjawab pertanyaan itu, Neneng menjelaskan bahwa anak cenderung mudah meniru orang di sekitarnya. Dia akan melihat perilaku orang disekitarnya, kemudian mencoba menirukannya dan mengamati bagaimana respon kita.
ADVERTISEMENT
“Sejak kecil anak harus dikenalkan dengan agamanya. Sejak panca inderanya berfungsi anak sudah dapat belajar. Semakin awal dikenalkan semakin anak menjadi familiar dan mudah melakukannya,” ujarnya.
Seiring dengan perkembangan kognitif anak, Neneng juga menyarankan untuk mengajari hal penting lainnya seperti tata krama, sopan santun, dan tenggang rasa. Beban pengetahuan itu tentu harus sesuai dengan kapasitas anak. Menurutnya sifat-sifat positif itu juga menjadi bagian dari agama yang sifatnya terkait dengan manusia. (*)
Ingin bergabung dengan diskusi online menarik seperti ini? Mari bergabung dengan Platform Aktivitas Komunitas Sebangsa. Daftar di Sebangsa.com atau unduh aplikasinya di Google Playstore dan App Store.
Live Update