Strategi Regenerasi Penggiat Komunitas bersama Relawan TIK Indonesia

Sebangsa
Platform Aktivitas Komunitas di Indonesia untuk Berbagi Inspirasi
Konten dari Pengguna
19 Juli 2018 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sebangsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Strategi Regenerasi Penggiat Komunitas bersama Relawan TIK Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berganti kepengurusan dalam sebuah komunitas merupakan hal yang pasti terjadi.  Namun tak selamanya regenerasi komunitas berjalan mulus, berbagai tantangan tak jarang menghampiri. Mulai dari visi dan misi awal yang mulai tak sejalan dengan pengurus baru, luput mengelola program atau kerjasama yang dirintis sejak lama dengan berbagai pihak hingga tak berkelanjutan, hingga adanya konflik antara pengurus baru dengan anggota lainnya.
ADVERTISEMENT
Menjawab semua persoalan itu, Sebangsa mengajak komunitas Indonesia untuk ikutan dalam "Community Development: Manajemen Regenerasi Komunitas" bersama Rinda Cahyana, Kepala Bidang Pengembangan SDM Relawan TIK Indonesia. Acara ini akan diselenggarakan pada Jumat, 13 Juli 2018, pukul 14:00 - 16:00 WIB di Studio Sebangsa 39, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Rinda menjelaskan organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya yang digunakan  untuk mencapai tujuan bersama.
Menurutnya besar atau kecil, sebuah organisasi penting untuk melakukan regenerasi. Regenerasi dapat dikatakan sebagai suatu perpindahan tongkat estafet tanggung jawab keorganisasian dari generasi sebelumnya ke generasi yang baru. “regenerasi  itu jadi hal yang penting. SDM di organisasi  akan bertahan jika kegiatan komunitas variatif. Nah tugas-nya pengurus adalah membuat organisasi nyaman,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Rinda menjelaskan regenerasi anggota komunitas paling baik dilakukan dengan cara pelatihan anggota baru. Cara tersebut dilakukan agar visi-misi komunitas dapat tersampaikan dengan baik serta pemahaman tentang AD/ART tiap-tiap komunitas. “Kaderisasi pada intinya adalah bagaimana mengumpulkan anggota dan bagaimana cara mewariskan semangat dari komunitas,” ujarnya pada peserta yang hadir.
Dalam Community Workshop yang diikuti puluhan peserta itu, beberapa peserta menyampaikan pertanyaan seputar tips mengelola komunitas. Seorang peserta menanyakan tentang bagaimana bentuk komunitas yang baik, apakah yang berisi sedikit angota atau yang yang memiliki anggota yang masif.
Menanggapi itu Rinda menyarankan untuk mengetahui terlebih dahulu bentuk dan visi organisasinya. “harus dipahami dulu komunitas butuh anggota untuk apa. Kalau konteksnya SDM untuk pengurus, lebih baik sedikit, agar lebih efektif. Tetapi untuk relawan dengan kegiatan yang besar, bisa rekrut sebanyak-banyaknya,” jawab dia. (*)
ADVERTISEMENT