Konten dari Pengguna

Mencicipi Lezatnya Ayam Katsu Khas Tante Tri di Cafe Kampung NyuSS Yogyakarta

Sefila Nesya Dewanti
Mahasiswa S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
15 Desember 2023 12:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sefila Nesya Dewanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tampak depan Cafe Kampung NyuSS. Sumber : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tampak depan Cafe Kampung NyuSS. Sumber : Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Yogyakarta merupakan salah satu kota pariwisata di Indonesia. Bisnis atraksi wisata dan fasilitasnya menjamur begitu cepat. Berbagai budaya bercampur di kota pelajar ini. Salah satu yang terkena dampak pertukaran budaya adalah jenis makanan yang kian hari kian bertambah ragamnya. Contohnya adalah katsu – potongan daging yang diberi taburan tepung lalu digoreng khas Jepang.
ADVERTISEMENT
Cafe Kampung NyuSS adalah salah satu tempat yang menjual katsu sebagai salah satu hidangan di menunya. Terletak di Jalan Rambutan, Kutu Dukuh, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman atau lebih tepatnya di belakang Warung Spesial Sambal Monjali yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari Universitas Gadjah Mada.
Cafe Kampung NyuSS buka setiap hari Senin-Sabtu mulai pukul 09.00-10.00. Hari Minggu tutup karena sang pemilik toko atau yang biasa disapa si Tante dan keluarganya sedang beribadah. Karena sang pemilik sering menyebut dirinya Tante, Cafe Kampung NyuSS pun tak jarang dipanggil Katsu Si Tante oleh para mahasiswa. Waktu berkunjung terbaik ke Cafe Kampung NyuSS adalah di luar jam makan siang karena sepi pengunjung sehingga dapat menikmati makanan dengan nyaman.
Menu Cafe Kampung NyuSS. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Nasi ayam katsu, bakmoy, dan es teh. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Saat berkunjung kesini, kami memesan ayam katsu dan bakmoy. Informasi dari Tante Tri – nama pemiliknya, bakmoy adalah menu pertama yang dijual ketika warung ini buka dulu di Kantin SMA BOPKRI 2 pada tahun 2000. Ayam katsunya sendiri berupa ayam yang dibaluri tepung terigu dengan potongan ayam yang cukup besar untuk harga Rp14.000,-.
ADVERTISEMENT
Rasa gurih dari ayam katsu berpadu dengan saus asam manis yang disiramkan di atas potongan katsunya. Untuk nasinya sendiri berupa nasi pulen yang disiram kuah gulai di atasnya.
Om Tito – suami dari Tante Tri – mengatakan bahwa pada awalnya pemberian kuah gulai sendiri adalah hasil coba-coba saja. Namun, karena rasanya cocok dan menyatu bersama dengan ayam katsu dan saus asam manis, menu ini kemudian diteruskan dan menjadi salah satu signature dari Cafe Kampung NyuSS sendiri.
Rasa dari kuah gulainya sendiri memiliki rasa rempah yang kuat dengan dominasi rasa daun korokeling (salam koja) dan kunyit yang mendominasi. Tambahan bawang goreng di atas nasinya membuat tambahan cita rasa gurih dalam masakan ini. Sambalnya pun ditaruh dipinggir oleh Tante Tri. “Takutnya tidak suka kalau dicampurkan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk bakmoynya sendiri berisi ayam suwir, tahu putih yang sudah dimarinasi dengan kecap sehingga lembut dan mudah hancur ketika dimakan, dan juga kuah kaldu yang kaya akan rasa rempah yang ditaburi bawang goreng. Rasa makanan yang mendekati adalah soto, namun dengan bumbu rempah yang lebih medhok dari soto-soto bening kebanyakan.
Aroma bawang putih tercium kuat ketika sesendok bakmoy masuk ke mulut. Sayangnya, sambal yang ada dalam bakmoy tidak dipisahkan. Untungnya, sambal yang diberikan tidak pedas dan cenderung manis sehingga bisa ditoleransi oleh lidah kami.
Tante Tri "Tete" dan Om Tito. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dapat dikatakan semua menu yang ada di Katsu Tante ini memiliki cita rasa rempah yang cukup kuat. Walaupun begitu, tidak seperti makanan lainnya dengan bumbu yang medhok, rasa dari rempah-rempahnya tidak nyangkut di kerongkongan ketika kami memakannya. Selain ayam katsu dan bakmoy, Cafe Kampung NyuSS memiliki menu-menu lainnya.
ADVERTISEMENT
Tante Tri menceritakan bahwa dulu terdapat menu ayam goreng kremes ketika masih berjualan di Bidu (SMA BOPKRI 2). Tetapi, karena faktor U alias faktor umur dan peraturan kantin Bidu yang hanya memperbolehkan berjualan satu jenis makanan, Tante Tri dan Om Tito pun pindah ke tempat yang sekarang pada tahun 2015 yang bangunannya jadi satu dengan rumah mereka.
Warung ini memiliki aksen kayu dan bata ekspos dengan vibes pedesaan yang tenang. Di sini juga Tante Tri berjualan dengan Om Tito yang juga ditemani dengan kedua anjing mereka yang bernama Kenzo (anjing berjenis mini shih tzu yang selalu penasaran dengan segala hal) dan Kenzi (anjing berjenis American Eskimo namun lebih mirip dengan Corgi jika dilihat secara sekilas yang lebih senang bermalas-malasan di bawah kursi).
ADVERTISEMENT
Untuk yang beragama Islam tidak perlu khawatir karena dua anjing lucu ini tidak pernah keluar dan terdapat pagar untuk menjaga mereka agar tidak kabur. Di sudut warung, terdapat foto Milan – bapak dari Kenzo – yang dilukiskan di menu kopi.
Kenzo dan Kenzi yang rebahan di bawah kursi. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Secara keseluruhan, Cafe Kampung NyuSS sangat recommended untuk dikunjungi. Dari segi menu cukup bervariasi dengan ciri khas bumbu rempah medhok-nya. Walaupun tempatnya sedikit tersembunyi, namun untuk aksesibilitasnya masih mudah.
Jika berkunjung ke tempat ini disarankan di luar jam makan siang karena lahan parkir yang terbatas. Tante dan Om yang ramah tentunya membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di Cafe Warung NyuSS dan berkunjung lagi dikemudian hari. Jangan lupa untuk berkunjung ke Cafe Warung NyuSS, yaa!
ADVERTISEMENT