Kenal Lebih Dekat dengan Program No Food Waste

Sefira Putri Liana
Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Al-Azhar
Konten dari Pengguna
23 Juni 2020 12:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sefira Putri Liana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi sayuran. Foto: Sefira Putri Liana
Dewasa ini produksi limbah pangan terus mengalami peningkatan. Penyebabnya beragam, dari hal yang dianggap sepele seperti membuang sisa makanan yang tidak habis sampai yang kompleks seperti pendistribusian barang yang tidak tepat menyebabkan bahan pangan sudah rusak sebelum sampai ke konsumen. Dari latar belakang tersebut, tercetuslah program no food waste yang sedang gencar digalakkan. Secara garis besar, program no food waste adalah suatu upaya untuk meminimalisir produksi food waste atau limbah pangan dengan kiat-kiat tertentu sehingga seluruh komponen dalam bahan pangan dapat dimanfaatkan dan diolah semaksimal mungkin dan nantinya perilaku membuang limbah pangan secara berlebihan akan terhindarkan. Berikut ini 3 tips menerapkan program no food waste.
ADVERTISEMENT
Pertama, mengubah perilaku hidup konsumtif dengan membeli bahan pangan yang dibutuhkan, bukan membeli bahan pangan yang diinginkan. Oleh karena itu, membuat perencanaan belanja bahan pangan amatlah penting. Konsep ini juga sama ketika seseorang akan mengambil makanan yang tersaji. Terlihat sepele, tetapi diperlukan sikap bijak agar nantinya makanan yang telah diambil tidak tersisa di piring.
Kedua, memanfaatkan seluruh komponen bahan pangan secara maksimal. Banyak usaha kecil menengah di Indonesia yang memproduksi hasil pengolahan pangan dengan bahan dasar yang tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya saja keripik kulit pisang, manisan kulit jeruk, kaldu dari kulit udang, bahkan teh dari biji salak. Bahan-bahan tersebut biasa dibuang dan tidak bernilai ekonomis, tetapi dengan teknik pengolahan yang baik serta pemikiran yang inovatif, maka bahan-bahan tersebut dapat menghasilkan produk olahan pangan yang bergizi dan bernilai ekonomis sebagai poin tambahannya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, menerapkan perilaku untuk tidak “mendiskriminasi” sayuran atau buah-buahan berpenampilan buruk. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa meskipun sayuran serta buah-buahan yang berada di pasar, di supermarket, atau tersimpan di lemari pendingin, terlihat layu atau menghitam, mereka tetap mempunyai nilai gizi serta nutrisi di dalamnya. Nutrisi yang terkandung di dalamnya memang tidak sebanyak dan sebaik pada sayuran serta buah-buahan segar, tetapi bahan tersebut masih dapat diolah menjadi makanan yang layak untuk dikonsumsi.
Dari hal kecil inilah kelak akan membawa dampak yang begitu luar biasa, tidak hanya mengurangi produksi limbah pangan, tetapi semakin menyadarkan kita untuk lebih menghargai makanan. Yuk, tunggu apa lagi, mari kita terapkan program no food waste dari hal kecil di sekitar.
ADVERTISEMENT