Meghan Markle Tak Posting Foto Anak Usai Melahirkan, Perlukah Ditiru?

Sehatq
Kami hadir untuk membantu Anda mengelola kesehatan Anda dan keluarga. Info dan layanan di SehatQ disajikan untuk memudahkan Anda mengambil keputusan yang tepat dalam menjaga kesehatan maupun mencari pengobatan. Dengan SehatQ, sehat keluargaku.
Konten dari Pengguna
8 Mei 2019 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sehatq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Istri Pangeran Harry sudah melahirkan bayi laki-laki pada hari Senin 6 Mei 2019
zoom-in-whitePerbesar
Istri Pangeran Harry sudah melahirkan bayi laki-laki pada hari Senin 6 Mei 2019
ADVERTISEMENT
Peristiwa kelahiran bayi Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak hanya menorehkan sejarah baru di Inggris, tetapi juga memberikan suatu perspektif baru untuk para ibu.
ADVERTISEMENT
Keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle untuk tidak melakukan posting foto anak secara publik merupakan cara untuk menjaga privasi anak mereka.
Beberapa penggemar anggota keluarga kerajaan Inggris mulai menunjukkan rasa frustrasi mereka atas keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Kabar tersebut menimbulkan tanda tanya, apakah keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle sudah tepat?

Alasan orang tua posting foto anak

Para orang tua tentu merasa bangga dengan anak mereka, sehingga ingin membagikan foto sang anak pada publik. Rasa bangga tersebut biasanya terkait dengan cara mendidik anak yang baik.
Selain rasa bangga, posting foto anak juga dilakukan untuk mempertahankan hubungan baik lingkup sosial orang tua secara online, dengan memberikan informasi mengenai anak mereka secara online.
ADVERTISEMENT

Para Predator dan Posting Foto Anak

Para orang tua sering kali membagikan foto-foto mengenai anak mereka. Bahkan terkadang secara sengaja atau tidak sengaja para orang tua memberikan informasi-informasi yang bersifat pribadi mengenai anak-anaknya.
Informasi-informasi pribadi tersebut dapat menjadi sasaran empuk bagi para “predator” anak. Foto maupun informasi tentang anak akan meningkatkan risiko anak menjadi incaran dari para “predator”.
Kebanyakan “predator” lebih condong untuk memilih sasaran yang sudah diketahui informasinya dan sudah pernah diajak berkomunikasi. Mereka terkadang dapat mendekati orang tua yang memiliki anak untuk dapat berinteraksi dengan anak.
Para orang tua dapat dengan mudahnya memberikan informasi mengenai anak mereka secara online kepada para "predator”. Tidak hanya kepada para “predator”, orang tua juga dapat meningkatkan risiko pencurian identitas anak oleh pihak lain.
ADVERTISEMENT

Dampak Negatif Posting Foto Anak

Tindakan posting foto anak dapat berdampak negatif pada hubungan orang tua dan anak. Anak dapat merasa privasinya terganggu dan merasa marah dengan aktivitas posting foto anak yang dilakukan orang tua.
Anak akan merasa tidak nyaman dengan orang tua yang melakukan posting foto anak, terutama jika foto-foto tersebut adalah mengenai hal-hal yang memalukan atau bersifat pribadi bagi anak.
Dampak negatif ini dapat meningkat seiring dengan bertambah dewasanya anak. Mereka akan merasa khawatir terhadap komentar negatif teman-temannya akibat tindakan posting foto anak yang dilakukan orang tua.

Pertimbangan Sebelum Posting Foto Anak

Posting foto anak boleh dilakukan, tetapi selalu ingat apa yang anda sebarkan secara online dapat diketahui oleh publik. Selain itu, foto-foto anak yang disebarkan akan tetap ada di internet 10-15 tahun yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, pertimbangkanlah perasaan anak saat sudah besar dan melihat foto-foto tersebut. Anda perlu bertanya kepada anak apakah anak ingin foto-foto tersebut disebar secara online atau tidak.
Selalu hargai perasaan anak sebelum mem-posting foto anak, karena menyebarkan foto anak yang tidak diinginkan olehnya dapat memicu rasa marah dan frustrasi anak terhadap orang tua.
Sebelum melakukan posting foto anak, akan lebih baik jika orang tua menanyakan pendapat dari anggota keluarga lain mengenai foto yang ingin disebarkan. Orang tua juga perlu untuk memperingatkan kerabat atau teman yang juga ingin menyebarkan foto anak.
ABC News. https://abcnews.go.com/GMA/Culture/prince-harry-meghans-baby-make-history-britains-royal/story?id=62197567 Diakses pada 07 Mei 2019
American Psychological Association. https://www.apa.org/monitor/2017/07-08/social-media Diakses pada 07 Mei 2019
Express. https://www.express.co.uk/news/royal/1121446/royal-baby-latest-meghan-markle-baby-prince-harry-royal-baby-born-news-twitter Diakses pada 07 Mei 2019
ADVERTISEMENT
ParentKind. https://www.parentkind.org.uk/blog/10230/Top-tips-for-sharenting-parents Diakses pada 07 Mei 2019
Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/why-bad-looks-good/201804/why-you-should-keep-details-about-your-children-private Diakses pada 07 Mei 2019
Time. http://time.com/5534802/meghan-markle-baby-boy-born/ Diakses pada 07 Mei 2019
The Open University. http://www.open.ac.uk/research/news/sharenting Diakses pada 07 Mei 2019