Konten dari Pengguna

10 Peristiwa Sejarah Indonesia Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Agustus 2024 21:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peristiwa sejarah indonesia. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peristiwa sejarah indonesia. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Peristiwa sejarah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan meliputi kondisi ekonomi, politik, dan juga konflik dengan Belanda hingga tahun 1949.
ADVERTISEMENT
Artikel di bawah ini akan menjelaskan lebih lanjut peristiwa sejarah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan berdasarkan buku Sejarah karya Nana Supriatna.

Peristiwa Sejarah Indonesia

Ilustrasi peristiwa sejarah indonesia. Foto: Pexels
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, sejumlah peristiwa penting terjadi yang membentuk sejarah awal kemerdekaan Indonesia.
Berikut adalah beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi setelah proklamasi:

1. Pembentukan Pemerintahan Indonesia, 18 Agustus 1945

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang pertama pada 18 Agustus 1945. Dalam sidang ini, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara, memilih Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Kabinet pertama Indonesia juga dibentuk pada 2 September 1945.

2. Pertempuran Lima Hari di Semarang, 15-19 Oktober 1945

Pertempuran terjadi di Semarang antara pejuang Indonesia dan tentara Jepang. Peristiwa ini merupakan salah satu bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekuatan asing yang masih berada di Indonesia setelah proklamasi.
ADVERTISEMENT

3. Pertempuran Surabaya, 10 November 1945

Pertempuran ini dipicu oleh tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin tentara Inggris di Surabaya. Perlawanan rakyat Surabaya terhadap Sekutu dan Belanda menjadi simbol semangat perjuangan kemerdekaan, dan 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

4. Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus - 2 November 1949

Konferensi ini diadakan di Den Haag, Belanda, yang melibatkan delegasi Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg). Hasil dari konferensi ini adalah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949, yang menandai berakhirnya konflik bersenjata dan pendudukan Belanda.

5. Agresi Militer Belanda I, 21 Juli 1947

Belanda melancarkan Agresi Militer I dengan tujuan merebut kembali wilayah-wilayah strategis di Indonesia. Ini adalah pelanggaran terhadap perjanjian Linggarjati yang sebelumnya disepakati.

6. Perjanjian Renville, 17 Januari 1948

Perjanjian ini ditandatangani di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Hasilnya, Indonesia harus mengakui garis demarkasi van Mook, yang menyebabkan banyak wilayah Indonesia jatuh ke tangan Belanda.
ADVERTISEMENT

7. Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948

Belanda kembali melancarkan serangan besar-besaran dan berhasil menduduki Yogyakarta, yang saat itu merupakan ibu kota Indonesia. Presiden Soekarno dan beberapa pemimpin Indonesia ditangkap dan diasingkan.

8. Serangan Umum 1 Maret 1949

Dipimpin oleh Letkol Soeharto, serangan ini berhasil merebut kembali Yogyakarta dari tangan Belanda selama enam jam. Serangan ini menunjukkan bahwa TNI masih memiliki kekuatan dan semangat perlawanan, yang memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi internasional.

9. Pengakuan Kedaulatan, 27 Desember 1949

Setelah perundingan panjang dan tekanan internasional, Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Pengakuan ini dilakukan setelah hasil Konferensi Meja Bundar, dan Indonesia diakui sebagai negara berdaulat penuh.

10. Pembubaran RIS dan Kembali ke NKRI, 17 Agustus 1950

Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk setelah pengakuan kedaulatan dibubarkan, dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT
Peristiwa sejarah Indonesia di atas merupakan tonggak penting yang membentuk fondasi negara modern yang kita kenal saat ini. (SP)