Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
10 Prosesi Adat Istiadat Pernikahan Jawa beserta Maknanya
16 Juni 2024 20:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernikahan adalah momen sakral bagi setiap golongan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap daerah mempunyai adat pernikahan masing-masing tergantung kepercayaannya, seperti masyarakat Jawa. Prosesi adat istiadat pernikahan Jawa umumnya akan dimulai dengan pemasangan tratag dan tarup.
ADVERTISEMENT
Hag dalam Kaidah 'Al-'Adah Muhakkamah' dalam Tradisi Pernikahan Masyarakat Jawa menjelaskan bahwa tarup adalah jenis hiasan janur kuning yang dipasang di dekat tratag menjelang pernikahan adat Jawa.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai prosesi adat istiadat pernikahan Jawa, simak penjelasannya di artikel berikut.
Tahapan Adat Istiadat Pernikahan Jawa dan Maknanya
Masyarakat Jawa mempunyai tradisi pernikahan yang sakral dan masih dipertahankan sampai saat ini. Setiap tahapannya tersebut mengandung maknanya tersendiri. Adapun beberapa tahapan adat istiadat pernikahan Jawa dan maknanya adalah:
1. Memasang Tratag dan Tarup
Salah satu prosesi adat istiadat pernikahan Jawa adalah memasang tratag serta tarup. Tratag adalah tenda yang digunakan dalam proses resepsi pernikahan dan dipasang di depang rumah.
Pemasangan tratag ini umumnya bersamaan dengan tarup. Sementara itu, tarup adalah hiasan yang diletakkan di pintu rumah calon mempelai berupa janur kuning melengkung. Prosesi ini dimaknai sebagai bentuk harapan agar calon mempelai memperoleh kemakmuran serta keberkahan.
ADVERTISEMENT
2. Kembar Mayang
Prosesi adat istiadat pernikahan Jawa selanjutnya adalah kembar mayang. Istilah ini merujuk pada hiasan yang berasal dari bunga, akar, buah, serta batang. Bahan-bahan tersebut akan dilipat untuk dimasukkan ke dalam batang pisang yang dibentuk payung, gunung, keris, burung, belalang, maupun cambuk.
Makna tahapan ini adalah sebagai bentuk hikmah serta motivasi terhadap calon mempelai.
3. Memasang Tuwuhan
Tahapan adat istiadat pernikahan Jawa berikutnya adalah pasang tuwuhan, yakni sepasang pengantin akan memberikan buah-buahan atau tanaman di sekitar area siraman.
Umumnya, buah yang digunakan adalah pisang sebagai bentuk kepercayaan masyarakat jika buah tersebut akan mendatangkan kemakmuran. Sementara itu, pasang tuwuhan dimaknai sebagai harapan agar pengantin lekas memperoleh keturunan usai menikah.
4. Sungkeman
Prosesi adat istiadat pernikahan Jawa selanjutnya adalah sungkeman. Tahapan ini dimaknasi sebagai upaya meminta restu terhadap orang tua sekaligus mengucapkan terima kasih karena telah membesarkannya dari bayi sampai dewasa.
ADVERTISEMENT
5. Siraman
Tahapan pernikahan adat Jawa lainnya adalah siraman. Pelaksanaan tahapan ini dilakukan dengan campuran bunga tujuh rupa ke dalam air. Orang tua akan menyiramkannya ke tubuh sang anak. Siraman terakhir untuk mempelai perempuan harus dilakukan ayahnya, lalu digendong.
6. Menjual Dawet
Prosesi adat istiadat pernikahan Jawa selanjutnya adalah menjual dawet atau adol dawet. Dalam hal ini, orang tua mempelai akan menjual dawet terhadap para tamu serta pengantin.
Setelah itu, pengantin akan membayarnya dengan kreweng koin yang berasal dari tanah liat. Dalam tahapan ini, dimaknai sebagai bentuk kebutuhan hidup yang ternyata bersumber dari bumi.
7. Memotong Tumpeng
Tahapan adat istiadat pernikahan Jawa berikutnya, yaitu memotong tumpeng yang dilakukan oleh pengantin. Tumpeng ini adalah bentuk ucapan syukur dari mempelai terhadap Tuhan. Usai memotong tumpeng tersebut, maka kedua pengantin akan saling menyuapi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
8. Tanam Rambut
Tanam rambut adalah prosesi yang dilakukan pada pernikahan Jawa sebagai bentuk menjauhkan diri dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Usai pelaksanaan ini, maka akan dilanjutkan dengan pelepasan ayam hitam. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua telah ikhlas melepaskan anaknya ke kehidupan rumah tangga.
9. Midodareni
Proses adat istiadat pernikahan Jawa berikutnya adalah midodareni. Tahapan ini merupakan wujud pelepasan masa lajang untuk calon mempelai perempuan. Saat tahapan ini, mempelai perempuan tidak diizinkan untuk menemui mempelai laki-laki sekitar pukul 6 sore sampai tengah malam.
10. Serah-serahan
Tahapan adat istiadat pernikahan Jawa yang terakhir adalah serah-serahan. Dalam tahap ini, pihak mempelai laki-laki akan menyerahkan sejumlah barang kepada pengantin perempuan dan diterima oleh orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, proses ini dilaksanakan saat midodareni. Tahapan ini bermakna bahwa pihak laki-laki telah menerima mempelai perempuan sebagai istrinya.
Demikian informasi mengenai tahapan adat istiadat pernikahan Jawa yang perlu dipahami. [ENF]