Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
2 Contoh Hasil Asimilasi Budaya Islam dan Hindu di Indonesia
18 Juni 2023 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara multikultural, sehingga terjadinya perpaduan antara dua budaya sering terjadi. Salah satu hasil asimilasi budaya Islam dan Hindu di Indonesia adalah berdirinya masjid Kudus.
Hal ini diungkapkan oleh Pongpindan dalam Islam Khas Indonesia: Metodologi Dakwah Islam Nusantara bahwa menara masjid Kudus merupakan perpaduan antara kebudayaan Islam dengan arsitektur candi Hindu.
Untuk mengetahui contoh hasil asimilasi budaya Islam dan Hindu lainnya baca artikel ini sampai habis.
ADVERTISEMENT
Hasil Asimilasi Budaya Islam dan Hindu
Asimilasi adalah proses pembauran antar dua kebudayaan, sehingga ciri-ciri dari masing-masing kebudayaan hilang dan tergantikan oleh budaya baru.
Sebagai masyarakat multikultural, di Indonesia banyak terjadi asimilasi budaya, seperti gabungan antara budaya Islam dan Hindu. Adapun contoh asimilasi budaya Islam dan Hindu di Indonesia, antara lain.
1. Masjid Kudus
Masjid Kudus adalah masjid yang dibangun atas peran besar dari Sunan Kudus dalam masa menyebarkan agama Islam. Masjid Kudus ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 58 x 21 meter persegi.
Bangunan masjid ini terdiri atas masjid, ruang utama, pawestren, menara, serta ruangan-ruangan lainnya. Salah satu daya tarik dari masjid Kudus adalah keberadaan Menara Kudus. Hal itu karena bentuk arsitekturnya.
Menara Kudus ini disusun dari bebatuan merah yang serupa dengan Nale Kulkul atau bangunan penyimpan kentongan di Bali. Corak arsitektur ini menyerupai candi, sehingga dianggap sebagai hasil asimilasi budaya Islam dan Hindu.
Terlepas dari itu, tujuan arsitektur tersebut adalah keinginan Sunan Kudus untuk menarik perhatian masyarakat agar memeluk agama Islam.
Sebab, mayoritas masyarakat setempat adalah beragama Hindu, sehingga Sunan Kudus berdakwah dengan cara membaurkan diri dan menghormati perbedaan kepercayaan tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Selamatan
Hasil asimilasi budaya Islam dan Hindu di Indonesia selanjutnya adalah tradisi selamatan pada masyarakat Jawa. Dahulu, tradisi selamatan ini termasuk sebagai budaya Hindu yang berbentuk ritual sesaji.
Ritual sesaji biasanya ditujukan untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal atau ditujukan pada leluhur dalam upacara-upacara tertentu.
Misalnya pad masyarakat Hindu Tengger, sesaji selalu dihadirkan dalam ritual adat, seperti kelahiran, kematian, hingga pernikahan, untuk memohon izin dan berdoa untuk leluhur.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Islam pun menyerapnya sebagai salah satu metode dakwah untuk menyebarkan agama Islam dengan mengubah tradisi sesaji menjadi selamatan. Selamatan umumnya digelar untuk hajat tertentu, seperti kelahiran, pernikahan, juga kematian.
Namun bedanya, yang dihidangkan dalam tradisi selamatan bukanlah sesaji, tetapi nasi dan aneka lauk pauk untuk dimakan bersama.
Cara ini dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat Hindu agar tertarik dengan agama Islam melalui penyerapan kebudayaannya. [ENF]
ADVERTISEMENT