Konten dari Pengguna

2 Konsep Ketuhanan Monoteisme yang Dikembangkan dalam Pemikiran Modern Barat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 November 2024 20:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Konsep Ketuhanan Monoteisme yang Dikembangkan dalam Pemikiran Modern Barat. Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Konsep Ketuhanan Monoteisme yang Dikembangkan dalam Pemikiran Modern Barat. Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
Konsep ketuhanan monoteisme yang dikembangkan dalam pemikiran modern Barat adalah paham yang dipengaruhi oleh berbagai ide dan filsafat.
ADVERTISEMENT
Pemikiran ini muncul melalui refleksi atas kepercayaan monoteistik tradisional dan berkembang dalam dialog antara agama dan filsafat.
Monoteisme dalam tradisi Barat dipahami sebagai keyakinan akan keberadaan satu Tuhan yang mahakuasa, namun dalam konteks modern, pemikiran ini mengalami perubahan untuk menjawab tantangan zaman.

Konsep Ketuhanan Monoteisme yang Dikembangkan dalam Pemikiran Modern Barat

Ilustrasi Konsep Ketuhanan Monoteisme yang Dikembangkan dalam Pemikiran Modern Barat. Pexels/RDNE Stock project
Berikut ini merupakan dua konsep ketuhanan monoteisme yang dikembangkan dalam pemikiran modern Barat.

1. Rasionalisme dan Ketuhanan dalam Filsafat Modern

Konsep ketuhanan monoteisme yang dikembangkan dalam pemikiran modern Barat adalah paham yang sering terpengaruh oleh rasionalisme, terutama di kalangan pemikir seperti Descartes dan Spinoza.
Rasionalisme menekankan bahwa kebenaran dapat dicapai melalui akal, dan konsep Tuhan dilihat sebagai entitas yang dapat dipahami melalui pemikiran logis.
Dikutip dari buku Ethics, Baruch Spinoza, 1677:89, menggambarkan Tuhan sebagai “substansi yang memiliki atribut tak terbatas” dan tidak terikat oleh sifat manusia.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pandangan ini menciptakan pemahaman bahwa Tuhan adalah inti dari segala sesuatu yang ada, sebuah konsep yang dikenal sebagai panteisme.
Panteisme menggabungkan gagasan bahwa Tuhan bukan hanya pencipta tetapi juga menyatu dengan alam semesta itu sendiri.
Pemikiran rasionalisme dalam konteks ketuhanan ini memberikan perspektif baru terhadap konsep Tuhan, dengan mengurangi peran Tuhan sebagai sosok pribadi yang aktif dalam kehidupan manusia.
Tuhan dipandang sebagai prinsip universal yang bekerja melalui hukum alam.

2. Eksistensialisme dan Hubungan Personal dengan Tuhan

Selain rasionalisme, konsep ketuhanan monoteisme yang dikembangkan dalam pemikiran modern Barat adalah paham yang juga dipengaruhi oleh eksistensialisme.
Eksistensialisme yang dicetuskan oleh pemikir seperti Søren Kierkegaard, menekankan pentingnya hubungan personal antara manusia dan Tuhan.
Berdasarkan buku Fear and Trembling, Kierkegaard, 1843:45, menegaskan bahwa hubungan ini bersifat subjektif dan harus dijalani dengan lompatan iman yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Tuhan dipahami bukan sebagai entitas abstrak, melainkan sebagai figur yang dapat dijangkau secara personal melalui iman.
Hal ini sangat berbeda dari pendekatan rasionalis, di mana Tuhan adalah konsep yang bersifat logis dan impersonal.
Eksistensialisme memberikan ruang bagi manusia untuk memahami Tuhan dalam konteks kehidupan sehari-hari, menciptakan pengalaman spiritual yang langsung dan tidak terikat oleh dogma agama tertentu.
Secara keseluruhan, konsep ketuhanan monoteisme yang dikembangkan dalam pemikiran modern Barat adalah paham yang mengalami evolusi seiring perkembangan rasionalisme dan eksistensialisme.
Pemikiran modern mengarahkan pada pemahaman Tuhan yang berbeda: rasionalisme melihat Tuhan sebagai prinsip universal dan tak terhingga, sedangkan eksistensialisme menekankan hubungan personal yang erat dengan Tuhan.
Perbedaan ini menggambarkan bagaimana pemikiran modern Barat menjadikan konsep ketuhanan lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan spiritual masyarakat di era modern. (Haura)
ADVERTISEMENT