Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
Konten dari Pengguna
3 Mitos Kucing Ekor Pendek yang Beredar di Masyarakat
25 April 2025 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kucing dengan ekor pendek kerap menimbulkan pertanyaan, terutama bagi mereka yang baru mengenalnya di Indonesia atau Asia Tenggara. Ada banyak hal menarik di balik mitos kucing ekor pendek yang tersebar di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengaitkan bentuk ekor ini dengan kecelakaan atau perlakuan buruk dari manusia.
Mitos Kucing Ekor Pendek
Mengutip dari situs drinkteatravel.com, berikut ini mitos kucing ekor pendek yang beredar di masyarakat
1. Ekor Kucing Dipotong agar Tidak Kembali ke Rumah
Salah satu mitos kucing ekor pendek yang cukup menyedihkan adalah anggapan bahwa ibu rumah tangga sengaja memotong ekor kucing liar agar tidak kembali.
Meskipun ada kasus seperti ini, nyatanya sebagian besar kucing berekor pendek di Indonesia memang terlahir demikian. Ini adalah hasil dari genetik alami yang diturunkan secara turun-temurun.
Bahkan, beberapa ras seperti Japanese Bobtail dan Manx memiliki karakteristik ekor pendek secara alami.
2. Kucing Ekor Pendek Adalah Korban Kecelakaan
Sering kali masyarakat menjumpai kucing jalanan dengan bentuk ekor yang pendek, bengkok, atau bahkan tampak tidak sempurna.
ADVERTISEMENT
Banyak orang langsung mengira bahwa kondisi tersebut adalah akibat kecelakaan, seperti tertabrak kendaraan atau terluka dalam perkelahian. Namun, anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya benar.
Bentuk ekor yang unik pada sebagian kucing justru disebabkan oleh faktor keturunan. Gen bernama HES7 diketahui berperan dalam menentukan bentuk tulang belakang dan ekor kucing.
Jadi, ketidaksempurnaan pada ekor mereka bukanlah hasil dari trauma fisik, melainkan warisan alami dari nenek moyang mereka yang telah diwariskan secara turun-temurun.
3. Kucing Ekor Pendek Tidak Normal dan Lemah
Ada pula yang percaya bahwa kucing berekor pendek tidak secerdas atau sekuat kucing berekor panjang.
Padahal, banyak masyarakat lokal yang justru menganggap kucing jenis ini lebih pintar dan lebih gesit dalam menangkap tikus. Ini menjadikannya peliharaan favorit di rumah-rumah pedesaan dan perkotaan.
ADVERTISEMENT
Daripada langsung percaya pada mitos kucing ekor pendek, penting untuk memahami asal-usul dan fakta ilmiah di baliknya.
Ekor pendek bukanlah sebuah cacat, melainkan bagian dari keunikan genetika yang telah ada selama ratusan tahun.
Jadi, lain kali saat bertemu kucing berekor pendek, anggaplah mereka sebagai makhluk istimewa dengan sejarah panjang dan peran penting dalam budaya di masyarakat. (Echi)