Konten dari Pengguna

3 Nama Pemimpin Perlawanan PETA di Blitar Tahun 1945

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 Februari 2024 23:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perlawanan PETA di Blitar. Sumber: Pexels.com/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perlawanan PETA di Blitar. Sumber: Pexels.com/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
PETA merupakan organisasi militer bentukan Jepang yang pernah mengalami perlawanan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu contoh adalah perlawanan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi, Muradi, dan Ismail.
ADVERTISEMENT
Perlawanan tersebut terjadi pada tanggal 14 Februari 1945. Dampak dari perlawanan tersebut adalah empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati.

Perlawanan PETA di Blitar Dipimpin oleh Supriyadi, Muradi, dan Ismail

Ilustrasi Perlawanan PETA di Blitar. Sumber: Pexels.com/MART PRODUCTION
Ketika menduduki Indonesia, Jepang sebagai penjajah melakukan berbagai macam tindakan. Salah satu tindakannya adalah mendirikan PETA (Pembela Tanah Air) sebagai organisasi militer.
Organisasi tersebut dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944 atas usul Gatot Mangkupraja. Pemuda yang menjadi anggotanya mendapatkan berbagai macam latihan kemiliteran.
Namun, organisasi tersebut tidak bertahan lama karena ada banyak perlawanan yang terjadi. Salah satunya, yaitu perlawanan PETA di Blitar.
Mengutip dari buku Sejarah Pergerakan Nasional: Melacak Akar Historis Perjuangan Bangsa Indonesia dan Kiprah Kaum Santri dalam Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Iryana (2022: 182), perlawanan PETA di Blitar dipimpin oleh Syudanco Supriyadi, Syudanco Muradi, dan Dr. Ismail.
ADVERTISEMENT

Latar Belakang dan Dampak Perlawanan PETA di Blitar

Ilustrasi Perlawanan PETA di Blitar. Sumber: Pexels.com/Andrea Piacquadio
Setiap tindakan perlawanan tentu mempunyai latar belakang tersendiri. Demikian pula dengan perlawanan PETA di Blitar.
Perlawanan tersebut terjadi karena anggota PETA sudah tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat. Mengutip dari buku yang sama, Iryana (2022: 182), bentuk kesengsaraan itu, antara lain:
Kondisi itu menguatkan anggota PETA di Blitar untuk melakukan perlawanan pada tanggal 14 Februari 1945. Namun, perlawanan PETA di Blitar mengalami kegagalan karena Jepang melakukan tipu muslihat melalui Kolonel Katagiri.
Pada masa itu, pasukan PETA ditipu dengan siasat berpura-pura diajak berunding. Perlawanan tersebut akhirnya mengakibatkan empat perwira PETA dihukum mati serta tiga lainnya disiksa hingga mati.
ADVERTISEMENT
Kini, diketahui bahwa Perlawanan PETA di Blitar dipimpin oleh tiga tokoh. Tokoh tersebut adalah Syudanco Supriyadi, Syudanco Muradi, dan Dr. Ismail. (AA)