Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
3 Pakaian Adat Aceh dan Penggunaannya
16 April 2025 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pakaian adat Aceh merupakan cerminan dari akulturasi budaya Melayu, pengaruh Islam, dan nilai-nilai lokal yang terjaga sejak berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Wilayah yang dikenal sebagai Serambi Mekah ini memperlihatkan identitasnya melalui ragam busana tradisional yang penuh makna simbolik dan spiritual.
Dalam konteks budaya, pakaian adat Aceh tidak hanya menjadi identitas visual, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam yang berhubungan dengan status sosial, religi, dan alam.
Pakaian Adat Aceh dan Penggunaannya
Berikut adalah beberapa jenis pakaian adat Aceh dan penggunaannya yang tepat:
1. Baju Meukeusah sebagai Lambang Kewibawaan Pria Aceh
Baju Meukeusah adalah pakaian adat Aceh yang dikenakan oleh pria, terdiri dari atasan berbahan sutra hitam dengan sulaman benang emas bermotif flora.
Mengutip dari situs kemdikbud.go.id, busana ini dipadukan dengan celana Sileuweu, sarung songket, dan senjata tradisional Rencong. Motif sulaman seperti sulur daun dan bunga teratai menggambarkan pertumbuhan spiritual serta kesucian.
ADVERTISEMENT
Umumnya, pakaian ini digunakan dalam acara resmi seperti pernikahan dan upacara adat.
2. Daro Baro sebagai Simbol Keanggunan Perempuan dalam Balutan Syariat
Dikutip dari situs umsu.ac.id, Daro Baro adalah busana perempuan Aceh yang longgar dan menutup seluruh tubuh sesuai nilai Islam.
Berbahan beludru merah atau hijau, pakaian ini dilengkapi dengan Cekak Musang, mahkota Patam Dhoe, dan ikat pinggang Taloe Ki Leng.
Motif Bungong Kalimah pada kain songket menandakan keharmonisan antara manusia dan alam. Warna merah melambangkan keberanian, sementara hijau menggambarkan kesuburan.
3. Kupiah Meukeutop sebagai Simbol Kepemimpinan dan Spiritualitas
Mengutip dari situs usk.ac.id, Kupiah Meukeutop adalah penutup kepala pria berbentuk kerucut yang dihiasi benang lima warna.
Setiap warna memiliki makna, seperti merah untuk keberanian, kuning melambangkan kejayaan, dan putih sebagai simbol kesucian agama.
Tiga lingkaran logam di puncaknya menunjukkan struktur kepemimpinan Aceh yaitu uleebalang, ulama, dan syahbandar.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Aceh tidak hanya menyimpan nilai estetika, tetapi juga berfungsi sebagai media penyampai pesan budaya dan spiritual.
Di tengah arus modernisasi, pelestarian makna dan bentuk pakaian adat Aceh menjadi penting agar warisan ini tetap hidup dan bermakna bagi generasi masa depan. (Echi)