Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
3 Penyebab Gejala Sosial Ekonomi dan Contohnya
14 November 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebab gejala sosial ekonomi mencakup berbagai faktor yang berperan dalam munculnya masalah-masalah sosial di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini dapat berdampak pada individu maupun komunitas, memengaruhi kesejahteraan dan kehidupan sosial secara menyeluruh.
Untuk memahami hal ini lebih dalam, perlu melihat penyebabnya dari berbagai perspektif.
Penyebab Gejala Sosial Ekonomi
Berikut adalah beberapa faktor utama penyebab gejala sosial ekonomi yang dapat ditemukan dalam masyarakat, dikutip dari Modul Masalah Sosial di situs kemdikbud.go.id.
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan penyebab terbesar dalam munculnya gejala sosial ekonomi.
Ketidakmampuan individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan memicu terjadinya kemiskinan, pengangguran, bahkan kriminalitas.
Ketika seseorang tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka lebih rentan terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diputus.
Contohnya, di banyak kota besar, kemiskinan mendorong anak-anak untuk menjadi pengemis atau anak jalanan karena mereka tidak memiliki akses ke pendidikan yang layak.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang mengalami kemiskinan juga lebih rentan terjebak dalam pekerjaan informal yang rendah, sehingga sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Kemiskinan yang berlarut-larut berdampak pada akses terbatas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, yang semakin memperparah kondisi ekonomi mereka.
Situasi ini memicu terjadinya ketimpangan sosial, di mana semakin banyak masyarakat yang mengalami keterbatasan ekonomi dan sulit keluar dari lingkaran kemiskinan.
2. Faktor Kultural
Faktor kultural atau budaya juga turut mempengaruhi timbulnya gejala sosial ekonomi.
Nilai dan norma yang berkembang di masyarakat seringkali membentuk cara pandang terhadap pendidikan, pekerjaan, dan peran gender.
Contohnya, di beberapa masyarakat, pendidikan tidak dianggap sebagai prioritas utama, sehingga banyak orang memilih tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Hal ini membatasi peluang kerja yang ada dan memperburuk tingkat pengangguran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, tradisi yang menganggap perempuan hanya sebagai ibu rumah tangga dapat membatasi kesempatan mereka untuk bekerja di sektor formal.
Hal ini membuat perempuan tetap berada dalam lingkaran kemiskinan karena tidak dapat mengakses pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Faktor kultural ini menunjukkan bagaimana nilai dan norma yang sudah mendarah daging di masyarakat bisa membatasi kemajuan ekonomi dan sosial.
3. Faktor Struktural
Faktor struktural mengacu pada kondisi yang ada di masyarakat dan memengaruhi struktur atau pola yang sudah ditetapkan.
Ketimpangan akses terhadap fasilitas dan layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan, merupakan contoh faktor struktural yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Misalnya, ketidakmerataan akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan salah satu contoh faktor struktural yang menghambat kemajuan sosial ekonomi.
ADVERTISEMENT
Di beberapa daerah terpencil, kurangnya fasilitas pendidikan yang berkualitas membuat anak-anak terpaksa putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi
Akibatnya, masyarakat yang berada di lapisan bawah sulit untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sehingga masalah seperti pengangguran dan kemiskinan tetap bertahan dalam jangka panjang.
Jadi, kesadaran akan penyebab gejala sosial ekonomi sangat penting untuk mengurangi dampak masalah sosial yang semakin kompleks. (Shofia)