Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
3 Penyebab Perang Saudara di Kerajaan Banten
9 April 2025 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penyebab perang saudara di Kerajaan Banten menjadi catatan penting dalam sejarah Nusantara. Peristiwa ini menggambarkan betapa kompleksnya dinamika internal kerajaan, yang berujung pada pertikaian keluarga sendiri.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kerajaan Banten Dinasti, Politik, dan Perdagangan, H.J. de Graaf, 2001:156, dijelaskan bahwa konflik saudara ini pecah pada akhir abad ke-17 dan memberikan dampak besar bagi masa depan kerajaan.
Persaingan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji, mencerminkan krisis kepemimpinan dan pengaruh kolonial yang merusak tatanan istana.
Penyebab Perang Saudara di Kerajaan Banten
Berikut ini adalah tiga penyebab perang saudara di Kerajaan Banten yang menjadi catatan penting dalam sejarah.
1. Perbedaan Pandangan Politik Antara Ayah dan Anak
Salah satu penyebab perang saudara di Kerajaan Banten adalah perbedaan prinsip antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji.
Sultan Ageng bersikap anti kolonial dan menolak campur tangan VOC, sedangkan Sultan Haji lebih terbuka terhadap kerja sama dengan Belanda demi memperkuat posisinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV, Marwati Djoened Poesponegoro, 2008:234, ketidaksepakatan ini menciptakan ketegangan yang berujung pada konflik terbuka.
2. Perebutan Kekuasaan di Internal Istana
Ketegangan antara dua generasi di kerajaan tersebut juga diperparah oleh ambisi kekuasaan. Sultan Haji yang saat itu masih menjadi putra mahkota, merasa memiliki hak atas tahta dan tidak sabar menunggu giliran.
Tindakan Sultan Haji yang menggulingkan ayahnya memperlihatkan bahwa konflik ini tak semata bersifat ideologis, tapi juga didorong oleh kepentingan politik dan pribadi.
3. Campur Tangan VOC dalam Urusan Istana
Penyebab perang saudara di Kerajaan Banten tidak dapat dilepaskan dari campur tangan Belanda melalui VOC.
Perpecahan ini dimanfaatkan VOC untuk memperluas pengaruh di wilayah Banten. Sultan Haji mendapatkan dukungan militer dari Belanda untuk melawan ayahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa, Hasan Muarif Ambary, 1995: 47, menjelaskan bahwa intervensi Belanda menjadi faktor eksternal yang memperburuk situasi
Penyebab perang saudara di Kerajaan Banten mencerminkan kombinasi dari konflik internal dan intervensi asing.
Perbedaan pandangan politik, ambisi kekuasaan, dan keterlibatan VOC menjadi pemicu utama runtuhnya stabilitas kerajaan. Peristiwa ini menjadi salah satu bab kelam dalam sejarah politik kerajaan di Nusantara. (Anggie)