Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
3 Tingkatan Korupsi yang Wajib Diwaspadai
13 Agustus 2024 23:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Korupsi yang mencerminkan berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan sumber daya dapat dikategorikan ke dalam 3 tingkatan korupsi berdasarkan skala, dampak, dan pelaku yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Artikel di bawah ini akan memaparkan lebih lanjut mengenai perbuatan tercela ini sekaligus 3 tingkatan korupsi yang patut diketahui bersama.
3 Tingkatan Korupsi
Dalam buku Teori dan Praktik Pendidikan Anti Korupsi oleh Sukiyat, dikatakan bahwa arti kata "korupsi" secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi kecil lebih sering terlihat dalam interaksi sehari-hari, sementara korupsi sistemik dan besar biasanya melibatkan pelaku dengan kekuasaan yang lebih tinggi dan dampaknya jauh lebih merusak terhadap masyarakat dan negara.
Berikut adalah 3 tingkatan korupsi:
1. Korupsi Kecil (Petty Corruption)
Korupsi kecil biasanya terjadi pada tingkat birokrasi rendah atau layanan publik sehari-hari. Ini melibatkan pegawai negeri atau pejabat publik yang meminta suap kecil atau melakukan penyalahgunaan kekuasaan dalam skala yang lebih terbatas.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah memberikan uang kepada petugas agar layanan dipercepat, pembayaran ilegal untuk mendapatkan dokumen resmi, seperti surat izin atau paspor, atau pembayaran ekstra kepada petugas penegak hukum untuk menghindari tilang.
2. Korupsi Sistemik (Systemic Corruption)
Korupsi sistemik terjadi ketika korupsi menjadi bagian dari sistem pemerintahan atau organisasi di mana tindakan korupsi diterima sebagai norma atau kebiasaan. Korupsi jenis ini sering melibatkan sejumlah besar uang dan melibatkan jaringan yang lebih luas.
Misalnya, penggelapan dana proyek pemerintah oleh beberapa pejabat yang berkolusi, pengaturan tender atau lelang untuk keuntungan pribadi atau kelompok, serta praktik nepotisme dan kronisme dalam penunjukan jabatan.
3. Korupsi Besar (Grand Corruption)
Korupsi besar melibatkan pejabat tinggi negara atau korporasi yang menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan pribadi atau kelompok dalam skala yang sangat besar. Dampaknya sangat merusak terhadap perekonomian negara, kepercayaan publik, dan tata kelola pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah penggelapan dana publik dalam jumlah besar oleh pejabat tinggi negara, suap besar dalam kontrak atau perjanjian internasional, serta skandal keuangan besar yang melibatkan bank sentral atau lembaga negara lainnya.
Tiga tingkatan korupsi tersebut sering terjadi di berbagai level pemerintahan dan organisasi dan harus diketahui juga diberantas bersama oleh seluruh lapisan masyarakat. (SP)