Konten dari Pengguna

4 Contoh Akulturasi Wayang pada Kebudayaan Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 September 2024 2:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 4 Contoh Akulturasi Wayang pada Kebudayaan Indonesia, Unsplash/muhammad_adin_samudro
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 4 Contoh Akulturasi Wayang pada Kebudayaan Indonesia, Unsplash/muhammad_adin_samudro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Contoh akulturasi wayang dalam kebudayaan Indonesia. Wayang adalah warisan budaya Indonesia yang tetap kuat dan relevan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Di antara banyak karya budaya lainnya, wayang menonjol sebagai salah satu bentuk seni tradisional yang paling penting di Indonesia.
Sejak sekitar 1500 SM, wayang telah dikenal dan berkembang di Nusantara. Kata 'wayang' sendiri berasal dari istilah 'Ma Hyang', yang berarti menuju ke arah spiritualitas Tuhan.

4 Contoh Akulturasi Wayang

Ilustrasi 4 Contoh Akulturasi Wayang, Unsplash/lightenup_cc
Mengutip dari buku Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif, DR. Rosita, SE., M.Si., 2023, wayang merupakan pertunjukan drama tradisional yang menampilkan lakon wayang berdasarkan latar belakang kisah tokoh nya masing-masing.
Dalam perkembangan budaya dan sejarahnya, wayang telah mengalami berbagai bentuk akulturasi yang mencerminkan interaksi dengan budaya dan agama yang berbeda. Berikut adalah contoh akulturasi wayang dalam kebudayaan Indonesia.

1. Wayang Kulit Islam

Wayang Kulit Islam adalah bentuk wayang kulit yang mengalami akulturasi dengan ajaran Islam. Dalam pertunjukan ini, cerita-cerita yang awalnya berkaitan dengan mitologi Hindu-Buddha digantikan dengan cerita-cerita Islam, seperti kisah para nabi dan sahabat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, elemen-elemen Islam juga dapat terlihat dalam bentuk tokoh-tokoh dan tema-tema pertunjukan.

2. Wayang Orang

Wayang Orang adalah bentuk akulturasi wayang yang dimainkan oleh aktor manusia, bukan boneka. Pertunjukan ini biasanya menampilkan cerita-cerita dari mitologi Hindu-Buddha, tetapi dalam beberapa kasus, juga bisa mengadaptasi cerita lokal atau Islam.
Wayang Orang seringkali digelar dalam format teater yang lebih besar dan formal dibandingkan dengan bentuk wayang lainnya.

3. Wayang Potehi

Wayang Potehi adalah bentuk akulturasi wayang dari Tiongkok yang menggunakan boneka tangan untuk menceritakan kisah-kisah. Wayang ini biasanya bercerita tentang legenda dan mitologi Tiongkok.
Di Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Tionghoa, Wayang Potehi mengalami akulturasi dengan memasukkan elemen-elemen lokal, baik dalam cerita maupun dalam cara penyampaiannya.

4. Wayang Klithik

Wayang Klithik adalah bentuk akulturasi wayang yang berasal dari Jawa Timur dan menggunakan boneka datar terbuat dari kayu.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan wayang kulit yang menggunakan layar sebagai latar, Wayang Klithik dimainkan dengan cara menempelkan boneka pada media datar.
Meskipun lebih jarang dibandingkan dengan bentuk wayang lainnya, Wayang Klithik juga dapat mengalami akulturasi dengan mengadaptasi cerita-cerita lokal atau memasukkan unsur-unsur budaya setempat.
Itulah contoh akulturasi wayang dalam kebudayaan Indonesia. Masing-masing wayang memiliki makna dan kekhasannya sendiri.