4 Dampak Letusan Gunung Tambora yang Dahsyat bagi Dunia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
22 Januari 2024 23:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dampak letusan Gunung Tambora. Foto: Yosh Ginsu/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dampak letusan Gunung Tambora. Foto: Yosh Ginsu/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dampak letusan Gunung Tambora bukan sebatas merenggut banyak korban jiwa, melainkan juga mengakibatkan kelaparan, penyebaran penyakit, dan berpengaruh terhadap iklim di dunia.
ADVERTISEMENT
Berikut ragam dampak letusan Gunung Tambora yang perlu diketahui.

Dampak Letusan Gunung Tambora yang Dahsyat

Ilustrasi dampak letusan Gunung Tambora. Foto: Piermanuele Sberni/Unsplash
Melansir p2k.stekom.ac.id, letusan Gunung Tambora terjadi pada 10 April 1815 di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tambora merupakan gunung strato vulkanik yang meletus dahsyat setelah selama beberapa abad tidak aktif.
Letusan gunung ini bahkan disebut sebagai yang terbesar dalam catatan sejarah, yaitu mencapai level 7 Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan dahsyat terjadi selama tiga hari dan berakhir di tanggal 12 April 1815.
Dua hari usai letusan besar, Sumbawa gelap gulita. Tanaman rusak dan banyak orang menjadi korban. Inilah berbagai dampak letusan Gunung Tambora selengkapnya yang penting dipelajari.

1. Memengaruhi Iklim Global

Letusan Gunung Tambora tercatat sebagai letusan terbesar yang pernah terjadi di dunia. Akibatnya, anomali temperatur global terjadi, yaitu temperatur turun sampai tiga derajat Celsius dan menghancurkan tanaman sehingga gagal panen.
ADVERTISEMENT
Kelaparan di berbagai negara juga tidak terelakkan. Letusan Tambora menyebabkan tahun 1816 menjadi tahun tanpa adanya musim panas di Amerika Utara serta Eropa. Ini dikarenakan partikel vulkanik yang naik ke atmosfer menghalangi sinar matahari.

2. Menelan Korban Jiwa

Dampak letusan Tambora berikutnya, yaitu menyebarnya penyakit disentri serta tipus yang merenggut banyak korban jiwa. Salah satunya di Eropa yang dipercaya mencapai 200 ribu jiwa selama 1816-1819.
Berdasarkan data Zollinger (1855), peneliti yang menghabiskan beberapa bulan studi di Sumbawa pasca letusan, korban jiwa langsung letusan Tambora berjumlah 10 ribu jiwa, ditambah 38 ribu jiwa meninggal karena kelaparan di Sumbawa, serta 10 ribu jiwa lainnya di Lombok.
Sementara, Oppenheimer (2003) menyebutkan total kematian karena bencana dahsyat ini mencapai 71 ribu jiwa.
ADVERTISEMENT

3. Hilangnya Peradaban di Sekitar Gunung Tambora

Peradaban di sekitar Tambora juga musnah akibat letusan gunung tersebut. Ahli sejarah dan arkeologi berpendapat bahwa ada tiga kerajaan lokal yang hilang, yaitu Tambora, Sanggar, serta Pekat.
Selanjutnya, berbagai benda ditemukan, seperti perunggu, kaca, tembikar, rangka rumah kayu, perabotan, keramik, keris, sampai dengan alat tenun. Semua barang tersebut mengindikasikan keberadaan Kerajaan Tambora dan Pekat.

4. Kekalahan Napoleon

Dalam sebuah teori yang disampaikan Napoleon Society, kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Waterloo, 18 Juni 1815, disebut dipengaruhi oleh bencana iklim yang terjadi akibat meletusnya Gunung Tambora.
Suhu dingin disertai hujan badai membuat pasukan Napoleon terjebak di lumpur yang mengakibatkan efektivitas pasukan kavaleri juga amunisi meriam menjadi tak bisa dipakai kendati dari sisi jumlah, pasukan Napoleon lebih unggul dibanding lawan.
ADVERTISEMENT
Demikian dampak letusan Gunung Tambora yang dahsyat bagi dunia. Bukan hanya korban jiwa, bencana alam tersebut juga sangat berpengaruh terhadap iklim global. (DN)