Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
4 Isi Konferensi Meja Bundar pada 1949 yang Penting Bagi Indonesia
14 Januari 2024 21:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu isi Konferensi Meja Bundar kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan atas wilayah Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat. Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 menjadi tonggak sejarah yang membawa dampak besar bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Isi Konferensi Meja Bundar pada 1949
Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Tim Ganesha Operation, dijelaskan bahwa Den Haag, Belanda menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi Meja Bundar, yang berlangsung dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Sejumlah perwakilan dari Pemerintah Indonesia dan Belanda turut ambil bagian dalam konferensi ini. Adapun perwakilan dari Pemerintah Indonesia yakni Moh. Hatta, sedangkan perwakilan Belanda dipimpin oleh Maarseveen.
KMB bertujuan untuk menyelesaikan masalah status politik dan kedaulatan Hindia Belanda, yang kemudian menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).
Berikut ini berbagai isi Konfrensi Meja Bundar yang penting bagi masa depan Indonesia pasca kemerdekaan:
1. Penyerahan Kedaulatan Hindia Belanda
Salah satu poin utama Konferensi Meja Bundar adalah penyerahan sepenuhnya kedaulatan Hindia Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).
ADVERTISEMENT
Kesepakatan ini menandai akhir dari dominasi kolonial Belanda di Indonesia. Proses penyerahan kedaulatan dijadwalkan paling lambat pada 30 Desember 1949, dan keputusan ini bersifat final serta tidak dapat dicabut kembali.
2. Pembahasan Irian Barat
Isu terkait Irian Barat menjadi salah satu fokus Konferensi Meja Bundar. Pembahasan tentang masa depan Irian Barat dijadwalkan akan dilakukan setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Sementara itu, RIS dan Kerajaan Belanda terlibat dalam keterikatan Uni Indonesia-Belanda yang dipimpin oleh Ratu Belanda.
3. Penarikan Kapal-kapal Perang Belanda
Konferensi ini juga menetapkan penarikan kapal-kapal perang Belanda dari wilayah Indonesia.
Sebagian kapal korvet kecil akan diserahkan kepada RIS sebagai langkah konkret dalam menjalin hubungan yang lebih damai dan bersahabat antara kedua negara.
4. Pemilihan Presiden RIS
Sebagai tindak lanjut Kesepakatan, diadakan pemilihan Presiden RIS pada 16 Desember 1949.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, Ir. Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS. Pelantikannya dilakukan pada 17 Desember 1949, mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin tertinggi di era baru Republik Indonesia.
Isi Konferensi Meja Bundar pada 1949 menciptakan fondasi yang kuat bagi kemerdekaan Indonesia.
Konferensi ini tidak hanya mencerminkan perubahan politik, tetapi juga menandai awal dari kemandirian dan kedaulatan penuh bagi Republik Indonesia Serikat.