Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
4 Mitos Warna Kucing yang Masih Diyakini Masyarakat
7 Mei 2025 19:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Beberapa warna bulu kucing sering dikaitkan dengan hal-hal gaib atau pertanda baik dan buruk. Tak heran jika mitos warna kucing masih diyakini masyarakat hingga kini, meski tak semua memiliki dasar ilmiah.
ADVERTISEMENT
Mitos-mitos ini telah diwariskan turun-temurun, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Warna kucing seperti hitam, putih, atau belang tiga sering kali dianggap memiliki kekuatan mistis tertentu yang dapat membawa keberuntungan atau justru kesialan.
Sementara itu, menurut catslove.com, sebagian orang juga menganggap bahwa warna bulu kucing menentukan bagaimana karakter, kepribadian, hingga nasib kucing tersebut. Lantas, apa saja mitos tentang warna kucing yang masih diyakini hingga kini?
Mitos Warna Kucing yang Masih Diyakini
Di era sekarang, sebagian masyarakat masih meyakini mitos warna kucing yang menjadi pertanda atau melambangkan sesuatu.
Meskipun tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, mitos-mitos ini masih menjadi keyakinan yang tidak mudah dihilangkan dari tradisi masyarakat setempat.
1. Kucing Hitam
Kucing hitam sering diasosiasikan dengan nasib buruk. Mitos ini berkembang kuat di Indonesia, terutama jika kucing hitam menyebrang jalan.
ADVERTISEMENT
Menurut sebagian masyarakat, hal tersebut dipercaya dapat membawa kesialan. Namun di sisi lain, ada juga yang percaya kucing hitam adalah penjaga rumah dari gangguan makhluk halus.
Di negara lain seperti Jepang dan Skotlandia, justru kucing hitam dianggap membawa keberuntungan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa mitos warna kucing sangat bergantung pada sudut pandang budaya dan tradisi lokal.
2. Kucing Putih
Kucing putih sering dianggap sebagai simbol kesucian dan ketenangan. Namun, di sisi lain, sebagian masyarakat Jawa percaya bahwa kehadiran kucing putih yang terus mengeong di depan rumah saat malam hari bisa menjadi pertanda duka.
Meski tak ada bukti ilmiah yang mendukung, mitos ini masih cukup melekat, terutama di kalangan orang tua. Padahal, kucing putih sama seperti kucing lainnya. Mereka bersikap sesuai naluri dan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
3. Kucing Belang Tiga
Mitos lain yang cukup populer adalah tentang kucing belang tiga (calico). Kucing dengan perpaduan warna hitam, putih, dan oranye ini diyakini membawa keberuntungan dan rezeki bagi pemilik rumah.
Bahkan, banyak orang yang rela merawat kucing ini secara khusus agar keberuntungannya tetap "menempel".
Di Jepang, kucing calico dikenal dengan sebutan Maneki Neko dan sering dijadikan simbol keberuntungan di toko atau restoran. Hal ini menunjukkan bahwa mitos warna bulu kucing tidak selalu bernada negatif, tetapi bisa juga membangkitkan harapan positif.
4. Kucing Abu-Abu
Beberapa masyarakat percaya bahwa kucing abu-abu memiliki kemampuan melihat makhluk tak kasat mata. Mitos ini membuat beberapa orang memelihara kucing abu-abu sebagai penangkal gangguan gaib, terutama di rumah-rumah yang dianggap "angker".
ADVERTISEMENT
Meski ini hanya kepercayaan, tak sedikit yang merasa tenang saat ada kucing abu-abu di rumah. Hal tersebut karena kucing abu-abu dianggap peka terhadap energi spiritual.
Percaya atau tidak, mitos warna kucing merupakan bagian dari kekayaan budaya lisan yang masih hidup di masyarakat Indonesia.
Meskipun sebagian besar tidak memiliki dasar ilmiah, kepercayaan tersebut tetap memberi warna tersendiri dalam hubungan manusia dan hewan peliharaan. (rudin)