Konten dari Pengguna

4 Perbedaan Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 November 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo, Unsplash/Fred Pixlab
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo, Unsplash/Fred Pixlab
ADVERTISEMENT
Perbedaan meganthropus, pithecanthropus, dan homo menunjukkan perkembangan yang berbeda, yang menggambarkan perjalanan panjang menuju spesies manusia modern.
ADVERTISEMENT
Manusia purba terdiri dari berbagai jenis yang memiliki ciri khas masing-masing,

Perbedaan Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo

Ilustrasi Perbedaan Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo, Unsplash/Katherine Kromberg
Apa yang membedakan manusia purba jenis meganthropus, pithecanthropus, dan homo? Perbedaan antara manusia purba jenis meganthropus, pithecanthropus, dan homo dapat dilihat dari beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut seperti ukuran tubuh, bentuk wajah, kemampuan otak, dan perkembangan kebudayaan. Berikut adalah penjelasannya.

1. Ukuran Tubuh

Meganthropus memiliki tubuh yang besar dan kekar. Diperkirakan meganthropus memiliki tinggi badan sekitar 2,7 meter dan sangat kuat dengan otot-otot besar. Perawakannya juga tegap.
Pithecanthropus lebih kecil dibandingkan meganthropus tetapi telah menunjukkan postur tubuh yang lebih tegak (bipedal), dengan tinggi badan sekitar 1,6 hingga 1,7 meter.
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah di Indonesia, Marwati Djoened Poesponegoro, dkk., (2008:78), dagu belum ada dan hidungnya lebar.
ADVERTISEMENT
Homo memiliki tubuh yang lebih kecil daripada meganthropus tetapi dengan postur tubuh yang lebih ramping dan lebih efisien untuk bergerak, terutama Homo sapiens (manusia modern) yang berkembang lebih lanjut.

2. Bentuk Wajah

Ciri-ciri wajah meganthropus mencakup dahi yang rendah, rahang besar, dan gigi yang besar dan kuat.
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah di Indonesia, Marwati Djoened Poesponegoro, dkk., (2008:77), rahang bawah meganthropus mempunyai batang yang sangat tegap dan geraham yang besar-besar.
Termasuk perbedaan meganthropus, pithecanthropus, dan homo, dagu tidak ada pada meganthropus.
Pithecanthropus memiliki rahang yang kuat, dahi yang lebih maju, dan bentuk tengkorak yang lebih mendekati manusia modern. Ciri-ciri ini menunjukkan adanya perkembangan dalam aspek sosial dan kemampuan berburu.
ADVERTISEMENT
Wajah homo lebih rata dan dahi lebih maju dengan rongga otak yang lebih besar dan perkembangan otak yang signifikan.

3. Kemampuan Otak

Ukuran otak meganthropus relatif lebih kecil dibandingkan dengan homo, sekitar 1.000 hingga 1.200 cc, yang menunjukkan bahwa meganthropus memiliki kapasitas kognitif yang lebih terbatas.
Ukuran otak pithecanthropus sekitar 900 hingga 1.100 cc, yang menunjukkan kemampuan berpikir dan penggunaan alat yang lebih canggih dibandingkan meganthropus.
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah di Indonesia, Marwati Djoened Poesponegoro, dkk., (2008:78), perkembangan otaknya masih belum menyamai homo karena perkembangan kulit otaknya masih kurang.
Ukuran otak homo bervariasi tetapi pada Homo sapiens, kapasitas otak mencapai 1.300 hingga 1.400 cc, yang memungkinkan pemikiran yang lebih kompleks dan kemampuan berbicara.
ADVERTISEMENT

4. Kebudayaan

Meganthropus diperkirakan menggunakan alat-alat batu yang sangat sederhana.
Pithecanthropus lebih maju dalam pembuatan alat, menggunakan alat-alat batu yang lebih beragam dan lebih terstruktur dibandingkan meganthropus.
Homo sudah memiliki kemampuan dalam pembuatan alat-alat yang lebih rumit dan beragam. Homo juga mulai mengenal bahasa, seni, dan bentuk komunikasi yang lebih kompleks.
Secara keseluruhan, perbedaan meganthropus, pithecanthropus, dan homo menggambarkan tahap-tahap penting dalam evolusi manusia purba. Peninggalan-peninggalan ketiganya tetap menjadi bukti yang tak ternilai dalam memahami perjalanan panjang umat manusia. (Mey)