Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
4 Tradisi Suku Badui yang Tak Lekang oleh Zaman
4 April 2023 20:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Suku Badui dikenal sebagai suku yang masih memegang teguh adat dan tradisi warisan nenek moyang mereka. Suku ini tinggal di sebuah kawasan hutan di kabupaten Lebak, provinsi Banten, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Suku Badui sendiri terdiri dari dua masyarakat yakni Badui Luar dan Badui Dalam. Masyarakat suku Badui Luar sudah menerima teknologi ke desa mereka, sementara masyarakat suku Badui Dalam memilih untuk menutup diri dari hal tersebut.
Mengenal 4 Tradisi Suku Badui
Berikut ini beberapa tradisi yang masih dilakukan masyarakat suku Badui:
1. Kepercayaan Sunda Wiwitan
Dikutip dari situs Universitas Negeri Yogyakarta, hingga sata ini suku Badui masih memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan yang menganut pada Nabi Adam atau Nabi Adam Tunggal.
Menurut kepercayaan suku Badui, Nabi Adam Tunggal menjadi manusia pertama yang turun ke bumi tepatnya di wilayah Badui.
Kepercayaan Sunda Wiwitan mengajarkan mereka untuk hidup dengan jalan yang benar seperti tidak sombong, tidak menyakiti orang lain, dan tidak melakukan hal buruk lainnya. Selain itu, mereka juga harus patuh pada aturan adat setempat.
ADVERTISEMENT
2. Jampe-Jampe
Dalam melakukan ritual adat dan menjalani kehidupan sehar-hari, suku Badui tak bisa lepas dari membaca mantra atau mereka biasa menyebutnya dengan istilah Jampe-Jampe.
Masyarakat suku Badui melakukan Jampe-Jampe untuk meminta kebaikan dan menolak keburukan. Contohnya saat terkena penyakit, mereka melakukan Jampe-Jampe agar disembuhkan. Ada juga Jampe-Jampe khusus untuk menarik perhatian lawan jenis.
3. Senang Jalan Kaki
Masyarakat Badui senang berjalan kaki tanpa alas kaki. Hal ini terlihat saat melakukan tradisi Seba. Tradisi ini mengharuskan masyarakat suku Badui berjalan kaki puluhan kilometer untuk bertemu kepala daerah di kota Banten.
Jalan kaki tanpa alas juga dilakukan dalam menjalani keseharian. Tujuannya agar tidak merusak alam.
4. Pakai Baju Sederhana
Baju yang dipakai masyarakat suku Badui terbilang sederhana. Masyarakat suku Badui Dalam biasa memakai pakaian putih dan ikat kepala putih. Pakaian tersebut diproduksi sendiri dengan menanam kapas, memintal dan menenunnya tanpa bantuan mesin jahit.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan pakaian masyarakat suku Badui Luar. Mereka biasa mengenakan baju berwarna hitam dan ikat kepala hitam bermotif biru. (Tia)