Konten dari Pengguna

4 Tujuan Muhammadiyah dan Sejarah Berdirinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 Februari 2024 22:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tujuan muhammadiyah. Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tujuan muhammadiyah. Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran yang penting. Oleh karena itu, tujuan muhammadiyah dan sejarah berdirinya perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, organisasi Muhammadiyah yang didirikan pada 18 November 1912 mengandung pengertian pendukung organisasi tersebut ialah umat Nabi SAW dan berasaskan ajaran sang rasul yaitu Islam.
Pada artikel ini, akan dijelaskan tujuan muhammadiyah dan sejarah berdirinya.

Tujuan Muhammadiyah

Ilustrasi tujuan muhammadiyah. Sumber: pixabay
Berdirinya oragnisasi Muhammadiyah berlandaskan alasan serta tujuan yang mencakup empat poin sebagai berikut:
Singkatnya, tujuan Muhammadiyah adalah melakukan perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat supaya dalam kesehariannya sesuai ajaran Islam. Muhammadiyah didirikan bertujuan untuk membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
ADVERTISEMENT
Dari pandangan Muhammadiyah, prinsip Islam yang dimaksud yaitu hal-hal yangmenyangkut seluruh aspek kehidupan. Prinsip islam tersebut mencakup aqidah, ibadah, akhlak, dan mu'amalat duniawiyah.

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah penggagas berdirinya Muhammadiyah yang berkeinginan mencetuskan gerakan pembaruan.
Ide tersebut muncul setelah beliau menunaikan ibadah haji pada tahun 1903 dan menimba ilmu pada banyak ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah.
Melalui organisasi Muhammadiyah, Kyai haji Ahmad Dahlan mempunyai cita-cita untuk membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang lebih maju melalui tajdid atau pembaruan.
Tajdid atau pembaruan tersebut meliputi aspek-aspek tauhid atau aqidah, ibadah, mu'amalah, serta pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan cara mengembalikan kepada sumbernya yang asli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi.
ADVERTISEMENT
Sukses membawa ajaran Islam pada koridor syariat tidak lantas membuat Kyai Haji Ahmad Dahlan menghentikan langkah dakwahnya. Melalui organisas Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan kemudian merintis gerakan perempuan 'Aisyiyah pada tahun 1917.
Ide dasar lahirnya gerakan Perempuan 'Aisyiyah tersebut berawal dari pandangan Kyai Haji Ahmad Dahlan supaya perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah saja.
Para perempuan muslim harus giat beramal di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan itu sendiri.
Melalui gerakan bagi kaum perempuan tersebut, Kyai Haji Ahmad Dahlan ingin menempatkan posisi serta peran perempuan, yang lahir dari pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid atau terbuka akan pembaruan.
Demikian penjelasan mengenai tujuan muhammadiyah dan sejarah berdirinya. (ARH)
ADVERTISEMENT