Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
5 Contoh Kearifan Lokal yang Masih Banyak Digunakan oleh Masyarakat di Indonesia
28 November 2023 22:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai contoh kearifan lokal yang masih banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Ajar Kearifan Lokal Daerah Sumatera Selatan oleh Syarifuddin, kearifan lokal adalah sistem yang mengintegrasikan pengetahuan, budaya, dan kelembagaan serta praktik mengelola sumber daya alam.
Lantas, apa saja contoh kearifan lokal yang masih sering diterapkan oleh masyarakat Indonesia? Simak pembahasannya berikut ini.
Contoh Kearifan Lokal yang Masih Banyak Digunakan oleh Masyarakat di Indonesia
Berikut ini beberapa contoh kearifan lokal yang masih banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
1. Cingcowong di Jawa Barat
Cingcowong merupakan upacara dengan tujuan memohon hujan. Selain itu, adat ini juga sebagai bentuk permintaan kepada Tuhan. Tradisi Cingcowong sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung.
2. Awig-Awig di Bali
Contoh kearifan lokal yang masih banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia berikutnya adalah Awig-awig. Awig-awig merupakan aturan adat yang menjadi pedoman dalam bersikap dari berbagai etnis.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini mengandung hak dan kewajiban bagi setiap masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaannya, akan dilakukan oleh prajuru desa adat dengan kewenangan pengatur keseimbangan kehidupan masyarakat.
3. Bau Nyale di NTB
Bau Nyale merupakan sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Sasak Lombok, NTB. Dalam tradisi ini, masyarakat berusaha menangkap nyale atau cacing laut berwarna-warni di Pantai Selatan Lombok.
Kearifan lokal ini dilakukan tiap tanggal 20 bulan 10 berdasarkan penanggalan Sasak. Masyarakat Lombok percaya bahwa Nyale adalah jelmaan sosok putri bernama Putri Mandalika.
4. Bebie di Muara Enim
Contoh kearifan lokal berikutnya adalah Babie yang ada di Muara Enim, Sumatera Selatan. Bebie merupakan tradisi menanam serta memanen pada bersamaan dengan tujuan tertentu.
Usai panen, masyarakat akan mengadakan perayaan yang menjadi bentuk rasa syukur karena hasil panen padi yang sukses. Adanya tradisi ini dianggap menjadi hal penting dalam budaya gotong royong dan panen padi bersama.
ADVERTISEMENT
5. Hutan Larangan Adat di Provinsi Riau
Hutan larangan adat merupakan kearifan lokal yang terletak di Desa Rumbio, Kampar. Hal ini bertujuan supaya masyarakat sekitar bisa melestarikan hutan bersama-sama.
Pasalnya, terdapat larangan menebang pohon di hutan yang terletak dalam wilayah Hutan Larangan Adat. Apabila melanggar, terdapat sanksi tertentu seperti denda beras 100 kg atau uang sebesar Rp6 juta.
Demikian pembahasan mengenai contoh kearifan lokal yang masih banyak digunkaan oleh masyarakat di Indonesia. (LAU)