Konten dari Pengguna

5 Jenis Tradisi Lokal Pulau Jawa yang Dilestarikan Masyarakat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
28 Juni 2024 21:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jenis tradisi lokal Pulau Jawa. Sumber: Maxime LEVREL/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jenis tradisi lokal Pulau Jawa. Sumber: Maxime LEVREL/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat Pulau Jawa mempunyai berbagai tradisi yang masih dilestarikan sampai saat ini. Jenis tradisi lokal Pulau Jawa misalnya adalah tedak siten dan larung sesaji.
ADVERTISEMENT
Abdullah dan Syafe'i dalam The Tedak Siten Tradition in Islamic Educational Values Perspective, mengungkapkan bahwa tradisi tedak siten adalah suatu tradisi yang dilakukan untuk anak berusia 7-8 bulan dan belum menginjakkan kaki di tanah sama sekali.
Untuk mengetahui penjelasan lengkap terkait jenis tradisi lokal Pulau Jawa, simak penjelasannya dalam bacaan berikut.

Jenis Tradisi Lokal Pulau Jawa

Ilustrasi jenis tradisi lokal Pulau Jawa. Sumber: Ana Hidalgo Burgos/pexels.com
Ada berbagai tradisi lokal Pulau Jawa yang perlu diketahui, antara lain:

1. Larung Sesaji

Salah satu jenis tradisi lokal Pulau Jawa adalah larung sesaji. Tradisi ini dijalankan oleh sejumlah masyarakat, seperti di wilayah Gunung Kelud dan Gunung Bromo. Pelaksanaan tradisi larung sesaji ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah Tuhan berikan.
Pelaksanaan tradisi larung sesaji dilakukan dengan melarungkan sesaji, berupa hasil bumi atau pertanian ke kawah maupun perairan.
ADVERTISEMENT

2. Wetonan

Jenis tradisi lokal Pulau Jawa selanjutnya adalah wetonan. Pelaksanaan tradisi wetonan ini dilakukan dengan mendoakan seseorang tepat saat hari kelahirannya setiap bulan dalam kalender Jawa. Tujuannya adalah untuk mengharapkan panjang umur serta dihindari dari berbagai macam marabahaya.

3. Sekaten

Jenis kearifan lokal Pulau Jawa berikutnya adalah sekaten. Tradisi ini pertama kali dilakukan oleh Sunan Bonang untuk menyebarkan agama Islam. Pelaksanaan tradisi ini dilakukan dengan membunyikan gamelan milik keraton. Jadi, setiap kali pergantian pukulan gamelan, akan ada pembacaan dua kalimat syahadat.

4. Tedak Siten

Jenis tradisi lokal Pulau Jawa lainnya adalah tedak siten atau turun tanah. Upacara ini dilakukan untuk bayi berusia 7-8 bulan dengan memasukkannya ke dalam sangkar ayam. Biasanya, tradisi ini dilaksanakan untuk anak yang tengah mulai belajar berjalan.
ADVERTISEMENT

5. Ruwatan

Jenis tradisi lokal Pulau Jawa yang terakhir adalah ruwatan. Tradisi ini dilakukan untuk menyucikan seseorang dari berbagai kesialan, nasib buruk, serta memberikan keselamatan dalam hidup.
Demikian informasi mengenai jenis tradisi lokal Pulau Jawa. [ENF]