5 Pakaian Adat Yogyakarta yang Memiliki Nama dan Fungsi Berbeda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
11 April 2024 22:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pakaian Adat Yogyakarta. Sumber: Unsplash.com/Suci Melia Nirmalasari
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pakaian Adat Yogyakarta. Sumber: Unsplash.com/Suci Melia Nirmalasari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pakaian adat Yogyakarta mempunyai banyak nama dengan ragam fungsi yang berbeda. Salah satu contoh adalah Surjan yang merupakan kain lurik dengan model kemeja berlengan panjang untuk kaum pria.
ADVERTISEMENT
Selain Surjan, ada pula pakaian adat yang memiliki nama Pinjung. Pinjung merupakan pakaian adat dari Yogyakarta yang biasa dipakai oleh Abdi Dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta.

5 Nama Pakaian Adat Yogyakarta dan Fungsinya

Ilustrasi Pakaian Adat Yogyakarta. Sumber: Unsplash.com/Agto Nugroho
Yogyakarta merupakan provinsi di Indonesia yang populer bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Selain populer karena objek wisata yang beragam, provinsi yang ada di Pulau Jawa itu juga terkenal karena budaya serta tradisinya yang kental.
Salah satu bukti kekentalan budaya serta tradisi Yogyakarta adalah adanya keberagaman pakaian adat. Berikut lima nama pakaian adat Yogyakarta yang memiliki fungsi berbeda:

1. Surjan

Mengutip dari buku Kanjeng Sunan Kalijaga: Jejak-Jejak Sang Legenda, Wishnu (2022: 217), baju Surjan biasa dipakai di lingkup Yogyakarta. Warna baju tersebut biasanya merupakan kombinasi antara cokelat tua dan cokelat muda dengan bentuk garis lurus vertikal.
ADVERTISEMENT
Surjan biasanya memiliki model berupa kemeja lengan panjang. Pakaian tersebut biasanya dikenakan oleh kaum laki-laki.

2. Pinjung

Selain Surjan, Yogyakarta juga memiliki pakaian adat bernama Pinjung. Mengutip dari laman sibakuljogja.jogjaprov.go.id, Pinjung adalah pakaian adat dari Yogyakarta yang dikenakan oleh Abdi Dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Pinjung biasanya digunakan secara bersamaan dengan kemben atau penutup dada. Pada masa sekarang, Pinjung telah digunakan oleh banyak kalangan, bahkan perempuan Yogyakarta dengan padu padan selendang.

3. Janggan Hitam

Mengutip dari laman yang sama, Janggan berasal dari kata janggi yang artinya adalah leher. Hal ini menggambarkan keindahan serta kesucian kaum perempuan keraton dan perempuan Jawa.
Janggan harus terbuat dari kain yang memiliki warna hitam. Warna hitam memiliki gambaran sebagai simbol ketegasan, kedalaman, kesederhanaan, serta sifat wanita yang suci dan bertakwa.
ADVERTISEMENT

4. Belangkon

Belangkon atau blangkon merupakan bagian dari pakaian adat daerah Yogyakarta. Belangkon adalah penutup kepala laki-laki yang terbuat dari kain batik.
Ciri khas dari belangkon Yogyakarta adalah bentuk yang menonjol. Selain itu, belangkon Yogyakarta biasanya terbuat dari kain batik yang warnanya cenderung putih.

5. Kebaya

Pakaian daerah Yogyakarta yang selanjutnya adalah kebaya. Kebaya Yogyakarta umumnya digunakan oleh perempuan bangsawan.
Namun, sekarang penggunaannya lebih bebas karena setiap perempuan boleh mengenakannya. Kebaya Yogyakarta biasanya digunakan dengan padu padan lengkap berupa sanggul, perhiasan, serta alas kaki.
Setelah menyimak penjelasan di atas, diketahui bahwa pakaian adat Yogyakarta memiliki beragam nama serta fungsi. Contohnya adalah belangkon yang merupakan penutup kepala kaum laki-laki. (AA)